- Oleh MC KAB HULU SUNGAI UTARA
- Sabtu, 23 November 2024 | 17:55 WIB
: Seminar Skrining Gangguan Dengar pada Bayi, Anak dan Lansia, Jumat (2/8/2024) | Foto : MC Pontianak
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Sabtu, 3 Agustus 2024 | 14:33 WIB - Redaktur: Untung S - 102
Pontianak, InfoPublik – World Health Organization (WHO) memprediksi populasi penderita tuli akan terus meningkat seiring bertambahnya usia. Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Pontianak, Anita Ani Sofian, mengatakan bahwa tantangan utama dalam menghadapi masalah itu di Kota Pontianak adalah melakukan pemeriksaan dan pelayanan dengan optimal.
Gangguan pendengaran adalah salah satu gangguan kesehatan yang berisiko menurunkan produktivitas. Ia menyampaikan bahwa gangguan tersebut tidak hanya dapat dilihat dari kesulitan bicara, tetapi juga melalui kondisi fisiologis.
“Faktor seperti proses penuaan, kelainan bawaan, paparan suara yang keras dalam jangka panjang, komplikasi penyakit, dan penggunaan obat-obatan dapat mempengaruhi efek samping di telinga,” ucapnya usai membuka acara Seminar Skrining Gangguan Dengar pada Bayi, Anak, dan Lansia, Jumat (2/8/2024).
Anita menekankan peran kadernya dalam memberikan pengetahuan dan membentuk perilaku sehat di masyarakat. Ia mengingatkan kembali bahwa target derajat kesehatan masyarakat Kota Pontianak dapat terwujud melalui peran aktif para Kader PKK.
“Dalam meningkatkan kesadaran masyarakat, penting untuk melakukan promosi kesehatan, menjaga kesehatan indera pendengaran, dan berperilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga masalah yang berkaitan dengan pendengaran tidak terjadi,” sambungnya.
Menjaga kesehatan indera pendengaran dan berperilaku sehat merupakan kunci agar gangguan tidak terjadi. Anita juga mengharapkan hasil peningkatan kesehatan yang baik melalui promosi yang dilakukan.
“Harapan saya, hasil dari sosialisasi dan promosi oleh Kader PKK serta Kader Kesehatan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup sehat,” imbuhnya.
Eni Nuraeni, Ketua Mega Bakti Kesehatan Nasional (MBKN), menambahkan bahwa alat bantu dengar memudahkan komunikasi antara penderita tuli.
“Kami ucapkan terima kasih kepada Ketua TP PKK Kota Pontianak karena telah membantu seminar awal. Kami minta maaf jika panitia ada kesalahan namun itu semua tidak mengurangi niat menyelenggarakan,” pungkasnya. (kominfo/Gema Mahardhika)