Mengenal Laela Ma Rameng, Tradisi Pawai Obor Sambut Lailatul Qadar di Tidore Kepulauan

: Prosesi pembakaran Obor Induk oleh Jou Sultan Tidore, H. Husain Alting Sjah, didampingi Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra Pemkot Tidore Kepulauan, Syofyan Saraha. Foto: Hanafi Dano


Oleh MC KOTA TIDORE, Sabtu, 6 April 2024 | 16:57 WIB - Redaktur: Inda Susanti - 814


Tidore, InfoPublik – Masyarakat Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, menyambut malam Lailatul Qadar dengan menggelar kegiatan Laela Ma Rameng atau Pawai Obor.

Sudah menjadi tradisi rutin, pada 10 hari terakhir bulan Ramadan di mana salah satunya terdapat malam Lailatul Qadar, suasana Kota Tidore Kepulauan akan terlihat indah dengan hiasan obor di setiap rumah penduduk.

Wali Kota Tidore Kepulauan yang diwakili Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesra, Syofyan Saraha, saat menghadiri kegiatan Laela Ma Rameng di Kelurahan Tuguwaji, Kecamatan Tidore, Jumat (5/4/2024), mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tidore Kepulauan mengapresiasi pemuda dan masyarakat yang tergabung dalam Panitia Garaki Munara Ramadan 2024 yang telah bekerja keras sehingga pawai obor dapat berlangsung dengan baik.

"Harapan kami dengan adanya kegiatan seperti ini akan kembali membangkitkan semangat para generasi muda untuk lebih mengenal tradisi yang dibalut dalam sejarah dan budaya Islam yang telah kita lakukan secara turun temurun,” ujarnya.

Pasalnya, lanjut dia, Tidore terkenal karena tradisi dengan agama dan budaya yang begitu kuat, dan telah menjadi sebuah identitas untuk masyarakat Tidore dimana pun berada.

"Semoga malam ini membawa kita untuk tetap menjaga ketakwaan dan ibadah kita di bulan-bulan selanjutnya dan semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT dan dapat mempertemukan kita di Ramadan berikutnya," ucap Syofyan

Sementara, Jou Sultan Tidore, H. Husain Alting Sjah, dalam sambutannya mengimbau masyarakat memanfaatkan momentum malam Lailatul Qadar yang lebih baik dari seribu bulan.

“Bukan hanya dalam perjalanan bulan per bulan tapi semua bulan yang andai kata cahaya bulan seribu itu dikumpulkan menjadi satu tempat, tidak akan lebih bercahaya pada malam ini, karena malam ini adalah malam yang sangat bercahaya dari seribu bulan yang dikumpulkan menjadi satu dan itu hanya spesial diberikan kepada kaum Muhammad SAW,” paparnya.

"Insha Allah sinar dan cahaya Laillatur Qadar pada malam hari ini,  masuk sampai ke dalam diri sehingga Insha Allah kita menjadi orang-orang yang La'allakum Tattaquun yang sebagaimana Allah janjikan didalam surah Al-Baqarah tentang puasa," sambung Jou Sultan Tidore.

Acara diakhiri dengan prosesi pembakaran obor induk oleh Jou Sultan Tidore didampingi Syofyan Saraha, sekaligus melepaskan pasukan Pawai Obor yang akan mengelilingi Kelurahan Tuguwaji. (Uyun/MC Tidore)