RSUD Batang Intens Periksa THT Pelajar, 215 Anak Alami Gangguan Penglihatan

: Pj Bupati Batang Lani Dwi Rejeki (kiri), meninjau pemeriksaan telinga di Pendapa Batang.


Oleh MC KAB BATANG, Senin, 29 April 2024 | 19:47 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 156


Batang, InfoPublik - Untuk kesekian kalinya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batang menggelar bakti sosial pemeriksaan kesehatan mata dan telinga bagi 400 peserta lansia dan pelajar SD. Pemeriksaan intensif dilakukan melihat minimnya perhatian warga akan kesehatan kedua indera tersebut.

Dari hasil pendataan, 52 anak mengalami gangguan pendengaran, 215 anak gangguan penglihatan dan 59 lansia gangguan penglihatan yang terindikasi katarak.

Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan seringkali anak menganggap remeh gangguan pendengaran dan penglihatan, namun jika dibiarkan akan berdampak buruk saat kegiatan belajar mengajar di kelas.

“Mereka menyepelekan padahal setelah diperiksa, ditemukan sumbatan di telinga. Termasuk tanda-tanda anak terindikasi mata minus, nanti akan dibantu kacamata gratis,” terangnya saat meninjau bakti sosial RSUD Batang, dalam rangka Hari Jadi ke-58 Kabupaten Batang di Pendapa, Senin (29/4/2024).

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Batang Muryanto mengatakan, pemeriksaan kesehatan mata dan telinga akan diintensifkan di waktu yang akan datang. “Layanan pemeriksaan kesehatan mata dan telinga juga akan menyasar ke desa atau kecamatan yang warganya belum bisa datang hari ini,” jelasnya.

Dokter Spesialis THT Konsulen Linguistik Muyassaroh mengatakan, dari hasil pemeriksaan mayoritas anak terdapat sumbatan dalam telinga. “Sebetulnya tidak perlu dikorek karena dalam telinga sudah ada bulu halus yang otomatis mengeluarkan kotoran. Tapi akan lebih baik jika dilakukan pemeriksaan rutin setahun sekali untuk mengetahui kondisinya,” tegasnya.

Sementera Dokter Spesialis Mata Dera Tresna Utami menyampaikan mayoritas lansia mengalami gangguan penglihatan yang mengarah pada katarak sedangkan pelajar pada gejala mata minus. “Hasilnya, mayoritas harus dirujuk ke RSUD untuk dilakukan penanganan medis lanjutan karena terindikasi katarak untuk lansia,” tuturnya.

Kepala SDN Karangasem 2 Nuraeni mengapresiasi bakti sosial tersebut karena membantu mengetahui kondisi kesehatan mata dan telinga anak. “Dari pendataan guru kelas, ditemukan lima anak yang mengalami gangguan penglihatan. Kebanyakan mereka tidak bisa melihat jelas saat kegiatan pembelajaran,” ujar dia. (MC Batang, Jateng/Heri/Jumadi)