: RSJ Sambang Lihum :Pasien Kecubung Akibat Oplosan -Foto:mc.Kalsel
Oleh MC PROV KALIMANTAN SELATAN, Jumat, 26 Juli 2024 | 21:16 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 160
Banjarbaru, Infopublik - Direktur Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Provinsi Kalimantan Selatan (RSJ Sali Kalsel), Yuddy Riswandhy yang diwakili oleh Kasi Mutu Pelayanan Keperawatan, Reswan Iriyandi menyebutkan jika puluhan pasien yang masuk selama rentan bulan Juli 2024 ini bukanlah pasien dengan sepenuhnya akibat 'Kecubung'.
"Pertama kali ketika pasien datang itu susah sekali ditanyakan, menyambung yang telah dibahas tadi bahwa memang tidak murni kecubung melainkan dioplos," ujar Reswan pada Coffee Talk, Konferensi Pers Dinas Kominfo Kalsel di salah satu cafe di Kota Banjarbaru, Jumat (26/7/2024).
Ia menjelaskan jika pasien yang masuk tidak serta merta akibat kecubung, namun dicampur atau dioplos dengan zat lainnya. Namun Ia tetap menyarankan untuk menjauhi kecubung sementara waktu, sembari memastikan apakah kecubung murni dapat menyebabkan halusinasi atau tidak.
“Untuk saat ini, kecubung belum dapat dipastikan penyebab utama korban berjatuhan. Akan tetapi, untuk menghindari yang tidak diinginkan, maka lebih baik menjauhi kecubung sampai mendapat informasi yang lebih jelas,” tuturnya.
Sementara perkembangan pasien yang ditangani saat ini, Ia mengatakan jika rata-rata pasien sudah ada yang pulang, ada juga karena pasien ditunggu keluarga sehingga keberatan untuk menunggu lalu melakukan pemulangan Atas Permintaan Sendiri (APS).
Jika ada yang mau dilanjutkan, maka pihak RSJ Sambang Lihum akan melanjutkan dengan penetralan racun di dalam tubuh atau Detoksifikasi sampai direhab, itu pun perkembangan nantinya tergantung dari pemeriksaan dokter.
"Untuk sekarang kami masih merawat sekitar 30-an, itu untuk rawat jalan sama rawat inap," lanjutnya.
Dirinya juga menjelaskan lebih luas terkait dengan program Detoksifikasi, program pengobatan yang bertujuan untuk mengurangi keluhan tanpa melihat penyakit utama yang menyebabkan keluhan tersebut timbul (Simptomatik).
"Jadi disimptomatis itu apa gejala dia, karena setiap pasien itu beda-beda, ada yang ini, itu, kalau misalnya dia sakit kepala kami kasih obat sakit kepala, begitu juga jika dia sakit gigi, kemudian jika dia meriang kita kasih terapi, kami hanya simptomatis atau sesuai tanda gejala,"tambahnya. (MC Kalsel/Fuz/ARH/Eyv)