BRIN Kenalkan Eco-ELT, Metode Pendidikan Bahasa Inggris dari UMS

: epri Ali Saiful saat berbicara dalam forum webinar “Pendidikan Bahasa untuk Bumi: Kajian dan Kerangka Eco-ELT” yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas (PR BSK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)/ foto: BRIN


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 16 Juli 2024 | 14:33 WIB - Redaktur: Untung S - 188


Jakarta, InfoPublik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas (PR BSK) memperkenalkan Ecological English Language Teaching (Eco-ELT) yang merupakan metode pendidikan Bahasa inggris yang dikembangkan oleh akademisi Universitas Muhammadiyah Surabaya.

Berdasarkan keterangan tertulis www.brin.go.id pada Selasa (16/7/2024), upaya pendidikan bahasa, khususnya bahasa Inggris untuk kelestarian lingkungan masih terbatas jumlahnya, tidak terstruktur, dan tidak memiliki konsep inklusif.

Hal itu disampaikan Akademisi Universitas Muhammadiyah Surabay,  Jepri Ali Saiful saat berbicara dalam forum webinar “Pendidikan Bahasa untuk Bumi: Kajian dan Kerangka Eco-ELT” yang diselenggarakan oleh Pusat Riset Bahasa, Sastra, dan Komunitas (PR BSK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada Senin (15/7/2024).

Jepri menjelaskan, dalam konteks pendidikan bahasa Inggris, terdapat sekitar 117 karya ilmiah terkait Eco-ELT sepanjang tahun 1980 sampai 2024. Berangkat dari data yang diperoleh tersebut, Jepri mengungkapkan risetnya terkait Eco- ELT.

Eco-ELT  itu sendiri merupakan studi dan pengajaran isu lingkungan di kelas bahasa Inggris. Dijelaskannya, penerapan Eco-ELT di kelas bahasa memberikan manfaat tidak hanya bagi siswa tetapi juga guru. Meliputi berbagai aspek bahasa, pengetahuan sosial, dan emosi.

Jepri menerangakan, Eco-ELT menganut prinsip pendidikan pasca metode, yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi pendidik bahasa untuk menerapkan pendidikan lingkungan di kelas bahasa. Hal itu menggunakan berbagai macam model, strategi, serta metode atau apa pun sesuai konteks sekolah, pembelajar, dan Masyarakat.

“Riset Eco-ELT bersifat interdisipliner, di mana peneliti dapat mengintegrasikan pendekatan pembelajaran bahasa dan kajian lingkungan sebagai kerangka teoritis dan/ atau konseptual penelitian. Area penelitiannya pun sangat luas meliputi semua ekosistem pendidikan,” ujar Jepri.

Ia juga memperjelas bahwa pendidikan bahasa memikul tanggung jawab dan memiliki potensi untuk mengatasi permasalahan lingkungan.

“Mari kita tunjukkan bahwa pendidikan bahasa berkomitmen dan akan terus berpartisipasi dalam pengentasan permasalahan lingkungan hidup,” ujarnya.

Hal tersebut dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan yang berkeadilan lingkungan. Karena menurut pandangannya, tidak ada kata terlambat bagi pendidikan bahasa untuk berkontribusi.

Kepala PR BSK, Ade Mulyanah turut mengatakan bahwa pendidikan lingkungan hidup berperan dalam meniru, juga memanipulasi dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Hal yang paling penting pula ini menjadi indikator keminatan. Artinya, pendidikan lingkungan hidup berfungsi meningkatkan minat dalam belajar.

Ade juga menyampaikan, pendidikan lingkungan hidup sebagai upaya untuk mengubah perilaku dan sikap manusia yang dilakukan oleh pihak atau elemen Masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, kecerdasan, serta kesadaran masyarakat tentang nilai-nilai, termasuk nilai lingkungan dan isu permasalahannya. 

Sementara, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (OR Arbastra), Herry Jogaswara, mengungkapkan bahwa istilah Eco-ELT ini masih merupakan hal baru. Untuk itu, ia bersemangat agar para periset BRIN dapat mengembangkannya ke dalam riset – riset yang lebih mendalam lagi. Untuk itu ia berharap, para peneliti dapat memanfaatkan berbagai skema kolaborasi yang ada di BRIN untuk mengembangkannya. 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Sabtu, 27 Juli 2024 | 06:51 WIB
BRIN Siap Dukung Pendanaan Startup Riset hingga Rp300 Juta per Tahun
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 25 Juli 2024 | 17:13 WIB
Hari Kedua COCOTECH ke-51 Bahas Pemanfaatan Kelapa untuk Ekonomi Berkelanjutan
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 25 Juli 2024 | 12:48 WIB
Bapanas Dorong Percepatan Swasembada Gula dengan Optimalisasi Produktivitas Tebu
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 22 Juli 2024 | 15:48 WIB
BRIN Kaji Dampak Perubahan Iklim terhadap Sumber Daya Air untuk Antisipasi Krisis
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 18 Juli 2024 | 12:42 WIB
BRIN Dorong Pemanfaatan Hasil Riset untuk Pengembangan Industri Kreatif
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 17 Juli 2024 | 17:16 WIB
Profesor Riset BRIN Baru Dikukuhkan, Jadi Inspirator dan Teladan Periset
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 16 Juli 2024 | 14:32 WIB
BRIN-UGM Kembangkan Peptida Anti-Kanker dari Bisa Ular Tanah
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 16 Juli 2024 | 14:31 WIB
BRIN Siap Kukuhkan Empat Profesor Riset yang Unggul dalam Penelitian dan Inovasi