- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 22 November 2024 | 20:00 WIB
: Eko Prihandono sebagai narasumber Bimtek Penginputan Inovasi Daerah yang diselenggarakan Bappeda Kabupaten Landak di Aula Besar Bappeda Landak, Selasa (9/7/2024) | Foto : Bappeda
Oleh MC KOTA PONTIANAK, Rabu, 10 Juli 2024 | 17:35 WIB - Redaktur: Untung S - 280
Landak, InfoPublik - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Pontianak Kalimantan Barat (Kalbar) berbagi pengalaman dalam meningkatkan Indeks Inovasi Daerah kepada Pemerintah Kabupaten Landak. Kegiatan itu dipadukan dengan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penginputan Inovasi Daerah yang diselenggarakan Bappeda Kabupaten Landak di Aula Besar Bappeda Landak, Selasa (9/7/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Kepala Bappeda Pontianak diwakili oleh Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Pontianak, Eko Prihandono.
Eko Prihandono menjelaskan bahwa upaya peningkatan inovasi di Pontianak dimulai dengan membangun klinik inovasi. Kolaborasi dengan Inkubator Bisnis Teknologi Universitas Tanjungpura juga digagas untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas inovasi. Dua program utamanya adalah Pontianak Innovators Academy dan Kawan Berinovasi. Program-program ini mendukung program akhir berupa monitoring dan asistensi sebagai persiapan dalam pengukuran Indeks Inovasi Daerah oleh Kemendagri.
"Semua program itu untuk mendukung peningkatan indeks inovasi dan pelayanan publik kepada masyarakat," ujar Eko Prihandono.
Dalam dua tahun terakhir, indeks inovasi Kota Pontianak berhasil bertahan di kategori inovatif. Bahkan di 2023, Kota Pontianak masuk tiga besar kota di Kalimantan. Namun, tahun ini, ditargetkan untuk berada di jajaran kota sangat inovatif. Oleh karena itu, klinik inovasi menjadi salah satu terobosan yang diambil.
Saat ini, Peningkatan Indeks Inovasi melalui Klinik Inovasi atau Penisilin merupakan aksi perubahan yang digagas oleh Eko Prihandono dalam Diklat Pelatihan Kepemimpinan Administrator 2024. Ia mengembangkan dan memperkuat klinik inovasi sehingga modelnya lebih mudah untuk direplikasi daerah lain.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappeda Landak, Ocin, mengatakan bahwa inovasi merupakan salah satu upaya peningkatan pelayanan publik. Di 2022, Landak masuk kategori kabupaten kurang inovatif. Namun, capaiannya berhasil meningkat menjadi kabupaten inovatif di 2023. Ia berharap Kabupaten Landak dapat terus meningkatkannya dengan kerja sama perangkat daerah lain.
Ocin menekankan bahwa inovasi sangat penting untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam pelayanan publik. Inovasi yang baik akan berdampak pada pelayanan yang prima dan akhirnya mampu memberikan kepuasan kepada masyarakat.
"Aksi perubahan ini (Penisilin) mudah-mudahan aplikatif dan berdampak pada kemajuan Kota Pontianak, yang dapat juga berimbas pada kabupaten kota lainnya seperti Kabupaten Landak," tutupnya. (Jemi Ibrahim)