- Oleh MC KAB KAPUAS
- Senin, 11 November 2024 | 10:58 WIB
: dr. Erny Indrawati, Popo Subroto, SKm, M.I.Kom, dan Penyiar Ihsan sedang siaran radio membahas mengatasi sakit asma-Foto:Mc.Kapuas
Oleh MC KAB KAPUAS, Jumat, 5 Juli 2024 | 10:39 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 170
Kuala Kapuas, InfoPublik – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas melalui Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) kembali mengudara di frekuensi 91,4 FM yang beralamat di Jalan DI Panjaitan, Kelurahan Selat Hilir, Kecamatan Selat, yang mana pada kesempatan kali ini memberikan informasi dan edukasi kesehatan dari narasumber yakni, dr. Erny Indrawati, selaku Ketua Pokja Komunikasi dan Edukasi (KE), didampingi Popo Subroto, SKM, M.I.Kom, selaku Koordinator dan Administrator Ahli Unit Promkes RSUD Kapuas, dan ditemani Penyiar Radio Diskominfo Kab. Kapuas, Ihsan, mengulas tentang Menjadi Dokter Pribadi Bagi Keluarga, Seri Mengatasi Sakit Asma, pada Hari Kamis, (4/7/2024).
dr. Erny yang bertugas sebagai Dokter Umum Madya dan juga sebagai Dokter Penanggung Jawab Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas, menjelaskan bahwa Asma (bahasa Yunani : terengah-engah) juga di sebut bengek adalah suatu penyakit kronis yang ditandai adanya peningkatan kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan dari luar (misalnya, debu, serbuk bunga, udara dingin, dll) yang dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas, tetapi dapat sembuh spontan atau dengan pengobatan. Keadaan yang berat dapat menimbulkan kegagalan pernafasan sampai kematian.
Beliau juga mengatakan, bahwa Sebagian besar penyakit asma pada anak disebabkan oleh alergi. Penyakit asma pada anak mempunyai dampak yang luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Kekurangan oksigen yang menahun dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan badan maupun intelektualnya (kepandaian dalam berfikir). Gejala utama dari asma adalah sesak nafas disertai nafas berbunyi “ngik-ngik”. Hal ini disebabkan oleh adanya penyempitan saluran pernafasan (bronkus) akibat proses peradangan di saluran pernafasan tersebut sehingga lebih sedikit udara yang bisa lewat, dan menyebabkan bernafas lebih sulit atau menjadi sesak nafas. Di tambah lagi adanya peradangan di saluran pernafasan yang menyebabkan produksi ledir (dahak) bertambah banyak, sehingga semakin sempitlah saluran pernafasan tersebut. Gejala yang lain batuk berdahak, tampak lelah (karena bernafas membutuhkan tenaga).
Penyebab timbulnya asma, diakibatkan keadaan hipersensitif terhadap satu atau lebih rangsangan dan biasanya paru-paru bereaksi segera setelah rangsangan, tetapi kadang-kadang juga baru bereaksi setelah beberapa jam. Rangsangan alergen ada beberapa jenis seperti tungau, debu, bulu hewan peliharaan (kucing, anjing), serbuk sari bunga, rerumputan, jamur. Rangsangan non-alergen : pilek atau flu, hawa dingin, asap (rokok), polusi udara (bau kue, parfum, bau cat atau bau bahan pembersih), olahraga, stress. Alergi obat-obatan, misalnya obat pereda nyeri, ibuprofen, diklofenak, naproksen, aspirin. Faktor keturunan, misalnya dalam satu keluarga sering terdapat anggota yang menderita asma atau alergi lain.
Berdasarkan penyebab asma tersebut, kita dapat mengklasifikasikan asma dalam beberapa tipe, yaitu Asma ekstrinsik, yang disebabkan oleh allergen yang terhirup (debu, serbuk sari bunga, bulu hewan pelihaaan, jamur), Asma intrinsik, disebabkan oleh infeksi (terutama virus) dan rangsangan lingkungan seperti (polusi udara). Asma akibat obat, dan Asma akibat olahraga, dimana gejala pernafasan terjadi dalam 5 sampai 20 menit setelah olahraga, serta Asma okupasi (karena pekerjaan) yang disebabkan oleh asap industri, debu, dan gas.
Pengobatan untuk mengatasi asma, biasanya untuk mengatasi asma secara cepat diberikan obat inhalasi (di hirup) yang mengandung kortikosteroid untuk meredakan proses radang. Obat asma oral (yang diminum) ada dua jenis, yaitu Obat yang dapat melebarkan saluran paru-paru (bronkodilator). Obat ini ada dua jenis yaitu Bronkodilator kerja singkat (4-6 jam), seperti salbutamol, dan Bronkodilator kerja panjang (12-48 jam), seperti formoterol. Perlu diingat obat-obat bronkodilator memiliki efek samping, misalnya jantung berdebar, tangan gemetar. Obat-obatan yang menghambat proses peradangan (anti inflamasi), seperti, beklometason, budesonida, dan flutikason. Akan tetapi obat-obat ini juga memiliki efek samping, antara lain, suara serak, infeksi jamur terutama bila dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
"Pasien asma harus segera dibawa ke IGD bila pasien asma mengalami semakin sesak nafasnya dan obat-obatan tidak membantu, Sesak nafas berat, bahkan ketika sedang duduk diam, Mengalami kesulitan mengucapkan suatu kalimat, Bernafas sangat cepat, dan Jantung berdetak sangat cepat," tambahnya.
Beberapa tindakan untuk mencegah atau mengendalikan serangan asma antara lain Mencari tahu apa pemicunya dan usahakan untuk menghindarinya, Berhenti merokok atau jauhi perokok pasif, karena asap rokok menyempitkan bronkus, Hindari lingkungan yang dipenuhi asap, Bau-bau yang menyengat, seperti asap dapur dan polusi, Aktif secara fisik, antara beranang sangat dianjurkan, Fisioterapi, digunakan memudahkan pengeluaran dahak, Menyingkirkan semua rangsangan dari luar, terutama hewan piaraan, serta Lingkungan udara sebaiknya hangat dan lembab daripada dingin dan kering.
Hal apa yang harus diperhatikan apabila anak menderita asma, yaitu Hindari makan makanan atau minuman yang bersoda, kacang-kacangan minuman dingin/ es, dan goreng-gorengan, Tungau debu yang terdapat pada debu kasur, dan bantal kapuk, selimut, lantai, karpet, gordin, dan perabot rumah. Sebaiknya laci/rak dibersihkan dengan lap basah, gordin dan selimut dicuci setiap 2 minggu, karpet, majalah, mainan, buku, dan pakaian yang jarang dipakai diletakkan di luar kamar tidur dan lantai dipel setiap hari. Zat-zat yang mengiritasi seperti obat semprot rambut, minyak wangi, asap rokok, asap obat nyamuk, bau cat yang tajam, bau bahan kimia, udara yang tercemar, dan air dingin. Jangan melakukan aktivitas fisik yang berat. Sebelum melakukan aktivitas fisik sebaiknya melakukan pemanasan terlebih dahulu, dan jika perlu pemberian obat sebelum beraktivitas. Mengubah posisi untuk memudahkan pernafasan, contohnya duduk tegak (tegak lurus ke meja). Hindari penggunaan pil tidur setelah serangan asma, karena pil tidur dapat memperlambat pernafasan dan membuat semakin sulit.
"Gejala asma terkadang bisa hilang dengan sendiriny, tetapi juga bisa tiba-tiba muncul kembali, misalnya saat ada perubahan cuaca. Asma dapat diobat dengan baik, tetapi kecenderungan penyakit asma kambuh kembali tetap ada, jadi berarti tidak pernah benar-benar hilang. Obat-obatan tidak menyembuhkan asma, tetapi jika digunakan dengan teratur, keluhan asma bisa hilang atau berkurang," tutup beliau mengakhiri edukasi. (MC Kab Kapuas/hmskmf)