:
Oleh MC KOTA MALANG, Rabu, 3 Juli 2024 | 13:48 WIB - Redaktur: Juli - 235
Malang, InfoPublik - Dalam perkembangan inflasi nasional Juni 2024, Kota Malang masuk 10 besar kota dengan angka inflasi terendah.
Hal itu terlihat dalam pemaparan yang disampaikan Plt. Sekjen Kemendagri R.I Komjen Pol Drs. Tomsi Tohir Balaw M,Si. dalam Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (Rakor TPID) yang digelar secara virtual, Selasa (2/7/2024).
Dalam paparan yang disampaikan, disebutkan bahwa inflasi Kota Malang pada bulan Juni adalah 2,02 persen. Angka tersebut di bawah angka inflasi nasional pada Juni yaitu 2,51 persen.
Lebih lanjut, dengan capaian tersebut, Tomsi menyampaikan apresiasinya kepada daerah-daerah yang mampu mengendalikan laju inflasinya dan berharap pada kota-kota dengan inflasi di atas rata-rata nasional ada perubahan sehingga dapat memberikan sumbangsih kepada inflasi nasional menjadi lebih baik.
“Angka yang kita capai 2,51 persen adalah angka yang cukup baik, walaupun sebelumnya pada September 2023 kita sempat mencapai 2,28 persen," bebernya.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang Erik Setyo Santoso, yang mengikuti rakor dari Ruang Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang menyampaikan apresiasinya atas kinerja yang dari TPID Kota Malang.
Menurutnya, pencapaian yang diraih oleh Kota Malang pada Juni tersebut tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi jajaran TPID Kota Malang, sehingga laju inflasi di Kota Malang bisa dikendalikan dengan baik.
“Dari sinergi yang erat inilah maka semua identifikasi permasalahan bisa terdeteksi, dan dari situ kita bisa melakukan mitigasi-mitigasi dari awal sehingga inflasi Kota Malang terkontrol, terkendali dan selalu dipantau,” ungkap Erik.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa langkah mitigasi yang dilakukan sejak awal oleh TPID Kota Malang, seperti misalnya pengalokasian Bantuan Tidak Terduga (BTT) untuk memberikan subsidi pada komoditas bergejolak, dan pemantauan langsung pada momen Hari Besar Keagamaan Nasional, terbukti berperan besar dalam capaian angka inflasi Kota Malang.
“Itu juga sudah kita identifikasi, jadi kalau kenaikan (harganya) masih dalam batas wajar, ketersediaan ada, dan masyarakat bisa menjangkau,” pungkasnya. (iu/yon)