Ekskavasi Candi Bata, Ditemukan Fragmen Tembikar dan Arang Dipastikan dari Abad ke-7

: Sejumlah Tim Penggalian Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), melakukan ekskavasi penggalian candi di Perbatasan Desa Sidorejo-Sawangan.


Oleh MC KAB BATANG, Senin, 1 Juli 2024 | 21:36 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 220


Batang, InfoPublik - Ekskavasi dan delineasi terus berlanjut pada hari kelima terhadap Candi Bata yang diperkirakan memiliki usia paling tua di Jawa Tengah. Tim dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menemukan beberapa pecahan tembikar.

Candi Bata ini awalnya sudah dilakukan pemantauan sejak 2012 tapi waktu itu kondisinya masih tertutup kebun karet. Pada 2019 barulah penelitian dilanjutkan dan BRIN menemukan sebaran batu bata berserakan. Penggalian berlangsung selama 10 hari mulai 21 sampai 30 Juni 2024 dilakukan di area temuan candi yang berada pada lahan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB).

Ketua Tim Peneliti Candi Bata dari BRIN Agustijanto Indradjaja mengatakan, hasil survei menemukan beberapa pecahan tembikar tidak jauh dari candi yang sedang dilakukan ekskavasi.

“Adanya pecahan tembikar ini menandakan pada masa lalu ada pemukiman manusia. Jika candinya yang sedang dilakukan ekskavasi itu menjadi lokasi pemujaan mereka,” katanya saat ditemui di Perbatasan Desa Sidorejo-Sawangan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Selasa 25 Juni 2024.

Jejak pemukiman itu berada dua km dari candi yang sedang dilakukan ekskavasi. Lokasinya berada di atas bukit daerah Wisata Balekambang.

“Beberapa hari yang lalu, kami juga menemukan arang di sebuah mangkok pada candi tersebut yang menandakan tempat ibadahnya. Arang yang ditemukan langsung dikirim ke New Zealand dan Amerika untuk diteliti yang hasilnya peradabannya abad ke-7 sebelum Mataram Kuno,” jelasnya.

Untuk ekskavasi candi kedalamannya 1,5 meter dan kelilingnya 8x8 meter dari pondasi candi bisa dipastikan hanya tersisa kaki candi saja, jadi badan dan puncaknya sudah tidak ada. “Mudah-mudahan terbukanya candi yang merupakan cagar budaya dapat dijaga dan dinikmati bersama oleh semuanya,” harapnya.

Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikbud Batang Bambang Suryantoro Sudibyo menyampaikan, candi ini ditemukan oleh peneliti dari BRIN yang sekarang menjadi Ketua Tim Ekskavasi Candi Bata dan arkeologi dari Prancis.

“Pemkab Batang sangat mendukung adanya ekskavasi candi dengan bentuk pendanaan agar lokasinya bisa jadi cagar budaya,” terangnya.

Bambang juga mengatakan, tujuan dari ekskavasi Candi Bata karena merupakan peradaban yang tertua di Jawa Tengah sehingga ke depannya harus dipelihara dengan baik sebagai cagar budaya di Kabupaten Batang.

“Semoga candi bata jadi ikon Kabupaten Batang dan masyarakatnya bisa bersama-sama menjaga peninggalan bersejarah tertua di Jawa Tengah,” pungkas Bambang. (MC Batang, Jateng/Roza/Jumadi)

 

 

 

Berita Terkait Lainnya