- Oleh MC PROV GORONTALO
- Senin, 1 Juli 2024 | 14:06 WIB
: Para pemenang lomba bersama Kepala BPK XVII Sulawesi Utara pada malam penutupan Kumpul Komunitas Karawo. (Foto: Enda)
Oleh MC PROV GORONTALO, Senin, 1 Juli 2024 | 17:51 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 70
Kota Gorontalo, InfoPublik – Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVII mengumumkan sejumlah juara dari acara Kumpul Komunitas Karawo yang berlangsung di objek wisata Danau Perintis, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango.
Hasil kejuaraan ini adalah juara lomba tata pamer adalah Desa Tingkohubu Timur, juara lomba produk kreatif adalah Desa Tabongo Barat, juara lomba desain motif karawo disabet Desa Tingkohubu Timur, juara lomba mengiris karawo dimenangkan Desa Dumati, juara lomba menyulam Karawo ikat adalah Desa Dumati, juara lomba menyulam Karawo tisik Desa Huntu Utara, maestro Karawo terbaik diraih Desa Tingkohubu Timur, juara fashion show Karawo Desa Leboto, dan desa rintisan lumbung Karawo dimenangi Desa Tabongo Barat.
Para pemenang kejuaraan ini mendapat hadiah dari BPK XVII yang diberikan pada kegiatan penutupan acara Kumpul Komunitas Karawo pada Minggu malam.
“Kumpul Komunitas Karawo ini diikuti oleh enam komunitas karawo dari berbagai kabupaten dan kota di Provinsi Gorontalo,” kata Sri Sugiharta dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XVII yang memiliki wilayah kerja di Sulawesi Utara dan Gorontalo, Senin (1/7/2024).
Sri Sugiharta menjelaskan bahwa enam komunitas itu dipilih setelah mengikuti seleksi dan kurasi yang dilakukan panitia. Mereka mewakili daerah masing-masing. Di arena Kumpul Komunitas Karawo para peserta memamerkan produk Karawo mulai dari bahan baju, sapu tangan, kipas, gaun, hingga kemeja yang sudah dihiasi sulaman Karawo.
Kumpul Komunitas Karawo ini mengambil tema "Maju Berkarya Merdeka Berbudaya Masyarakat Sejahtera". Sejumlah atraksi disajikan dalam kegiatan ini, antara lain lomba desa, lomba Mokarawo, pameran, pentas seni, peragaan adibusana Karawo, bazar, dan pertunjukan musik.
“Kumpul Komunitas Karawo ini juga menyajikan praktik atau workshop proses pembuatan sulaman Karawo,” tutur Sri Sugiharta.
Melalui workshop ini, Sri Sugiharta berharap para pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan sulaman Karawo, mulai dari pembuatan desain dan motif, pengirisan serat kain, hingga menyulam. Pengalaman empiris ini akan menambah pengetahuan dan mengetahui teknologi yang digunakan dalam proses produksi sulaman khas Gorontalo. (mcgorontaloprov/Rosyid)