- Oleh MC KAB BATANG
- Selasa, 8 Oktober 2024 | 20:05 WIB
: Sejumlah Anak Berkebutuhan Khusus mendapatkan siraman rohani melalui pendidikan pesantren kilat.
Oleh MC KAB BATANG, Kamis, 21 Maret 2024 | 17:36 WIB - Redaktur: Santi Andriani - 340
Batang, InfoPublik - Rona polos nan lugu tersirat di wajah anak-anak berkebutuhan khusus ini yang sedang menantikan kehadiran sang ustaz di musala Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Batang. Mendengar suara lembut memanggil, siswa-siswi berkebutuhan khusus itu, segera bergegas ke tempat wudu, untuk bersuci.
Tangan-tangan mungil itu, perlahan mulai membasuh wajah, agar nur itu kian memancar. Jari jemari secara runtut membasuh hingga pergelangan kaki, agar langkahnya menuju tempat menimba ilmu agama, mendapatkan ridha Allah SWT.
Salah seorang guru di SLBN Batang Muhammad Hikmat mengatakan, selama Ramadan ini, secara bergantian, para siswa di SLBN Batang mendapatkan siraman rohani melalui pendidikan pesantren kilat, yang tak setiap hari diperoleh ketika kegiatan belajar mengajar.
“Waktu untuk mengaji telah tiba, dengan penuh kesabaran dan ketelatenan para pendidik menyampaikan firman Allah SWT, secara berangsur-angsur. Kondisi fisik yang tak sempurna tak membuat anak-anak berkebutuhan khusus itu merasa berkecil hati, justru termotivasi untuk menjadi insan saleh,” katanya saat ditemui di SLBN Batang, Kabupaten Batang, Kamis (21/3/2024).
Kegiatan pesantren kilat digelar rutin tiap tahunnya selama bulan suci Ramadan. Secara terjadwal siswa-siswi berkebutuhan khusus itu, mengikuti tiap proses pembelajaran keagamaan yang intens disampaikan para ustaz dan ustazah.
“Ini sudah terjadwal, mulai dari kelas 1-6 SD, kelas 7-9 SMP, lalu di hari berikutnya dilanjutkan kelas 10-11 SMA,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan bahwa, ada tiga kategori anak berkebutuhan khusus di sini, yakni tuna rungu, tuna grahita dan austis, yang mendapatkan pendampingan khusus. Bahkan SLBN Batang telah memiliki pendidik berkemampuan khusus bahasa isyarat, untuk menunjang dalam setiap penyampaian materi pembelajaran.
Dengan terbata-bata, huruf-huruf arab itu, diejanya. Meski terkendala secara fisik, namun semangat mentadaburi ayat-ayat Alquran tetap menyala.
Salah satunya, adalah Rangga, meski memiliki keterbatasan fisik, kemampuannya dalam melafalkan ayat-ayat suci Alquran, tak kalah dengan mereka yang memiliki fisik yang sempurna. “Di sini ikut pesantren kilat. Alhamdulillah sudah bisa baca Alquran, doa sama salat. Jadi gampang belajarnya, karena dipandu sama Pak ustaz,” ujar dia.
Keterbatasan fisik mereka adalah sebuah teguran bagi kita, yang diciptakan oleh Yang Maha Kuasa, dengan kondisi fisik sempurna tanpa cacat sedikit pun.
Bagi Rangga dan anak berkebutuhan khusus lainnya, keterbatasan fisik bukan penghalang untuk mendapatkan kelimpahan pahala dan berkah dari Allah SWT selama hadirnya Ramadan. (MC Kab. Batang)