Kelompok Petani Nantu Lestari Kembangkan Budi Daya Buah Naga Merah

: Para petani yang tergabung dalam kelompok tani Nantu Lestari di Desa Saritani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo. (Foto: istimewa)


Oleh MC PROV GORONTALO, Rabu, 13 Maret 2024 | 18:26 WIB - Redaktur: Bonny Dwifriansyah - 205


Boalemo, InfoPublik - Sejumlah petani di Desa Saritani, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Boalemo, menanami lahan mereka dengan bibit tanaman buah naga merah (Hylocereus polyrhizus).

Para petani itu tergabung dalam kelompok tani Nantu Lestari. Area ladang mereka berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa (SM) Nantu, sebuah kawasan konservasi kelas dunia yang menjadi rumah flora fauna.

“Setiap hari Jumat kami bergotong-royong menanam sejumlah tanaman bernilai ekonomi tinggi. Salah satunya adalah buah naga,” ujar Kang Gepeng, Ketua Kelompok Tani Nantu Lestari, Rabu (13/3/2024).

Menurut Kang Gepeng, buah naga dipilih karena buah itu sangat familiar bagi masyarakat dengan cita rasanya yang segar dan manis. Selain itu, jumlah permintaan buah naga di Kota Gorontalo dan daerah lainnya juga terus meningkat. Hal ini memberi peluang bagi para petani untuk mengembangkan budidaya tanaman buah ini.

“Tidak sulit menanam dan membudidayakannya. Yang penting perawatannya teratur. Buah naga ini seperti manusia juga, perlu diperhatikan agar bisa memberi manfaat,” tutur Kang Gepeng.

Kebersamaan para petani Nantu Lestari dalam meningkatkan produktivitas ladang mendapat dukungan dari Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia. Dukungan itu berupa program pendanaan lingkungan yang didukung oleh GEF. Program tersebut dilaksanakan oleh UNDP mewakili lembaga-lembaga pelaksana GEF lainnya, misalnya Bank Dunia dan UNEP.

Melalui pendampingan dari Lembaga Marsudi Lestantun, para petani Nantu Lestari bertekad meningkatkan produktivitas kebunnya. Sebelum ada program GEF SGP, sebagian petani mengabaikan sebagian ladang mereka, sehingga belukar dan ilalang tumbuh subur dan tidak menghasilkan apa-apa.

Dari penanaman bibit buah naga, para petani berharap memiliki sumber penghasilan tambahan selain yang sudah ada. Mereka akan lebih fokus pada upaya intensifikasi pertanian melalui perbanyakan jenis tanaman yang bernilai ekonomi tinggi.

“Selama ini kami menggantungkan penghasilan hanya dari jagung. Sekarang kami lebih memahami pengelolaan lahan agar lebih produktif,” ujar Kang Gepeng.

Dalam sebuah makalah terbitan Universitas Airlangga, seorang peneliti bernama Hendrik Setia Budi menyebut kulit buah naga merah merupakan salah satu bahan alam yang kaya kandungan zat fitokimia, antara lain fenol, asam asetat, dan asam format. Selain itu, ditemukan juga kandungan flavonoid, tannin, dan saponin pada kulit buah tersebut.

Ekstrak kulit buah naga mempunyai daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, E. Coli, dan Candida albicans. Hal itu disebabkan zat antimikroba yang ada pada ekstrak kulit buah naga, yaitu fenol, asam asetat, dan asam format.

Ekstrak n-heksan, kloroform, dan etanol pada kulit buah naga merah memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri Gram positif dan Gram negative. Hasil penelitian pun menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah naga merah dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk mencegah infeksi pada luka post ekstraksi.

Buah naga merupakan jenis kaktus dari genus Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Buah ini sekarang juga dibudidayakan di negara-negara Asia, misalnya Taiwan, Vietnam, Filipina, Indonesia, dan Malaysia. Buah ini sangat segar, kaya vitamin, dan punya banyak kandungan air. (mcgorontaloprov)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Minggu, 17 Maret 2024 | 17:20 WIB
Kelompok Tani Nantu Lestari Bangun Semangat Menerapkan Pertanian Ramah Lingkungan
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Senin, 11 Maret 2024 | 15:43 WIB
Kelompok Tani Nantu Lestari Terapkan Pertanian Ramah Lingkungan di Dusun Tamilo