Kisah Perjuangan Pegiat Literasi di Daerah Terpencil untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Para Transmigran

: Para penggerak literasi, dari kiri ke kanan, Bunaeri pengelola sekolah kampung, Ahmad Nawari Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, Dimas Senja pegiat literasi Indonesia dan Rojer Manopo tutor di sekolah kampung yang juga pengelola perpustakaan Pabuto Nantu.


Oleh MC PROV GORONTALO, Kamis, 7 Maret 2024 | 13:43 WIB - Redaktur: Rafyq Alkandy Ahmad Panjaitan - 379


Kota Gorontalo, InfoPublik – Wajah Rojer Manopo bergembira setelah mengikuti pemberdayaan komunitas penggerak literasi yang digelar Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo selama 4 hari.

Rojer seakan mendapatkan energi baru untuk mengembangkan sekolah kampung dan perpustakaan Pabuto Nantu bersama warga transmigrasi di Satuan Permukiman (SP) 3 Desa sari tani Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo.

“Setelah mengikuti pemberdayaan komunitas penggerak literasi, saya bertambah semangat untuk menambah kegiatan di desa,” kata Rojer Manopo, Kamis (7/3/2024).

Rojer menyampaikan terima kasih kepada Ahmad Nawari Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo yang telah merangkul Perpustakaan Pabuto Nantu yang berada jauh dari pusat kota untuk berkegiatan.

Perpustakaan Pabuto Nantu merupakan upaya mandiri warga tarnsmigran untuk tetap bisa melek literasi di tengah kesibukannya mengolah ladang di daerah terpencil. Kawasan SP 3 berada jauh di pedalaman Desa Saritani yang berbatasan dengan Suaka Margasatwa Nantu. Perkampungan yang ditinggali dan ladang petani transmigran ini asalnya adalah hutan. Mereka benar-benar berada di pinggiran, setelah permukiman mereka adalah hutan Pabuto.

Bersama Bunaeri pengelola Sekolah Kampung di SP3, Rojer bahu-membahu membangun pendidikan di desa.

“Perpustakaan dan sekolah kampung yang kami dirikan menempati bangunan gudang jatah hidup transmigrant, karena sudah tidak digunakan warga berinisiasi untuk memanfaatkan sebagai sekolah kampung dan perpustakaan,” ujar Rojer Manopo.

Rojer yang beristri wanita jawa ini mengisahkan kegigihan para petani yang ingin membangun pengetahuan melalui kegiatan literasi. Mereka membentuk kelompok masyarakat yang diberi nama Marsudi Lestantun, melalui komunitas ini para petani mengembangkan tataracara bertani yang ramah lingkungan. Mereka juga membangun kebersamaan dalam mengerjalan ladang melalui kegiatan mohuyula atau gotong royong.

Menurut Rojer buku-buku perpustakaan ini sangat membantu para petani, koleksi buku ini bertema pertanian seperti cara budidaya hortikultura, beternak ayam dan kambing, cara membuat kompos, dan banyak judul buku lainnya.

Melalui buku ini para petani mengetahui teknik pertanian yang ramah lingkungan dan belajar mempraktikkan di ladang. Semua teknik bertani dijelaskan secara gamblang dan mudah dipahami di dalam buku koleksi perpustakaan Pabuto Nantu. Di sinilah para petani mendapatkan manfaat nyata dan langsung dengan kehadiran perpustakaan.

Tidak hanya itu, buku bacaan untuk anak-anak sekolah juga banyak di sini, bahkan remaja yang menyukai novel atau buku lainnya juga bisa membaca di gedung bekas gudang jatah hidup transmigran ini.

Keberhasilan membangun komunitas petani yang mencintai literasi ini tidak serta merta muncul begitu saja. Para petani Marsudi Lestantun merupakan mitra program Global Environmental Facility- Small Grants Programme (GEF-SGP) pada fase 6.  

Program ini bertujuan untuk memberikan fasilitas pendanaan kepada kelompok masyarakat dan lembaga swadaya yang sedang menghadapi tantangan ekologis dengan cara-cara dan teknologi yang inovatif, mandiri dan terjangkau melalaui pengelolaan sumberdaya yang berkelanjutan.

Fokus bidang kerja yang didukung adalah konservasi keanekaragaman hayati berbasis masyarakat, mitigasi perubahan iklim, penggunaan energi ramah lingkungan, dan rehabilitasi lahan kritis pada ekosistem-ekosistem yang memiliki manfaat lingkungan global.

Keberhasilan program GEF SGP fase 6 di SP3 Saritani ini telah menguatkan para petani, memberi wawasan tentang masa depan mereka dan hubungannya dengan pengelolaan lingkungan dan sistem pengetahuan melalui kehadiran perpustakaan Pabuto Nantu dan sekolah kampung, hingga berlanjut pada fase 7 ini.

Semangat untuk meningkatkan kualitas hidup dan pelestarian lingkungan para transmigran ini patut diacungi jempol. Mereka adalah para petani tangguh yang tengah berjuang untuk menerapkan pertanian ramah lingkungan.

Rojer Manopo teringat pesan Ahmad Nawari saat membuka kegiatan pemberdayaan komunitas pengegrak literasi, salah satu tugas Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo adalah mendampingi dan merangkul komunitas penggerak literasi di Gorontalo. Salah satu caranya dengan bentuk kegiatan pemberdayaan komunitas penggerak literasi yang diharapkan dapat membantu dan menjadi bekal pengurus komunitas yang nantinya terjun langsung di tengah Masyarakat.

“Ternyata kami tidak sendirian, upaya membangun peradaban melalui kegiatan literasi ini ternyata mendapat dukungan dari Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo, kami sangat berterima kasih,” ujar Rojer Manopo.

Rojer berharap kolaborasi dengan Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo terus berjalan dalam mengawal kegiatan di sekolah kampung dan Perpustakaan Pabuto Nantu.

Sementara itu Ahmad Nawari menegaskan bahwa salah satu program prioritas Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo adalah literasi kebahasaan dan kesastraan, salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah pemberdayaan komunitas penggerak literasi.

“Kegiatan ini kami harapkan dapat menjadi bekal bagi pengurus komunitas literasi dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan narasumber-narasumber di lingkungan komunitasnya” kata Ahmad Nawari.

Koordinator Kelompok Kepakaran dan Layanan Profesional (KKLP) Literasi Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo Eka Fitriany juga berharap komunitas penggerak literasi lebih percaya diri untuk berinovasi dalam memberikan sesuatu kepada masyarakat. Ia juga meminta komunitas literasi mampu merealisasikan dalam meningkatkan kreativitas menggerakkan literasi di tengah masyarakat, dapat memaksimalkan konsep kinerja komunitas sehingga kegiatan literasi terus aktif dan berkelanjutan.

Dalam kegiatan pemberdayaan komunitas pengegrak literasi selama 4 hari ini, para peserta mendapat berbagai materi dari sejumlah pegiat literasi, seperti materi Kebijakan Bahasa, Pengelolaan Buku, dan Pojok Baca Digital oleh Kepala Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo dan Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan Provinsi Gorontalo, Cerdas Berliterasi Digital oleh Elia Damopolii, Penguatan Manajemen Komunitas Literasi oleh Musyawir S. Dunggu, Sosialisasi Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Literasi oleh Eka Fitriany.

Dimas Indiana Senja yang menjadi pembicara utama kegiatan ini akan membawakan materi  Evaluasi Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Penggerak Literasi di Tahun 2023—2024, Penyusunan Program Komunitas Literasi yang Kreatif, Karya Sastra (Puisi, Cerita Anak, Resensi), Pengevaluasian Rancangan Program Komunitas Literasi yang Kreatif, Pengevaluasian Rancangan Program Komunitas Literasi yang Kreatif, Membangun Literasi Digital: Tantangan dan Peluang di Era Digital. (mcgorontaloprov/ochid)

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Senin, 25 November 2024 | 20:33 WIB
Lumajang Dorong Literasi Digital dengan Aplikasi iPusnas untuk Perpustakaan Desa
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Senin, 25 November 2024 | 20:35 WIB
Perpustakaan Desa Berbasis Teknologi di Lumajang
  • Oleh MC KAB LUMAJANG
  • Senin, 25 November 2024 | 20:38 WIB
Sekda Lumajang Imbau Masyarakat Manfaatkan Bantuan Buku di Perpustakaan Desa
  • Oleh MC PROV GORONTALO
  • Kamis, 21 November 2024 | 16:34 WIB
Semarak Peringatan Bulan Literasi Gorontalo ke-VI Digelar di SMK Negeri 1 Gorontalo
  • Oleh MC KAB BALANGAN
  • Rabu, 13 November 2024 | 13:11 WIB
SD Negeri 1 Tawahan Balangan Terima Bantuan Program Literasi dari PT SIS
  • Oleh MC KAB PARIGI MOUTONG
  • Rabu, 13 November 2024 | 16:32 WIB
Pj Bupati Parigi Moutong Dorong Gemar Membaca Lewat Lomba Rangking Satu