- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 25 November 2024 | 16:00 WIB
: Ilustrasi BBM.
Oleh MC KOTA TIDORE, Senin, 26 Februari 2024 | 15:01 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 211
Tidore, InfoPublik - Warga Kelurahan Payahe, Kecamatan Oba, Tidore Kepulauan, Maluku Utara, meminta Pemda Tikep menindak pangkalan minyak tanah di kelurahan setempat.
Pasalnya, ada indikasi BBM subsidi jenis minyak tanah (mita) ditimpun oleh pemilik pangkalan.
"Kita menduga adanya penyimpangan dalam penyaluran BBM jenis mita, karena minyak subsidi ini baru sehari sampai di pangkalan, tapi baru beberapa jam kemudian sudah habis tersalurkan, dan bahkan tiga kepala keluarga hanya diberikan jatah minyak 10 liter," kata seorang warga yang tidak mau menyebutkan namanya, Senin (26/2/2024).
Ia menjelaskan, harusnya setiap kepala keluarga 35 liter namun yang diberikan hanya 10 liter per kepala keluarga. "Jangan-jangan sebagian dijual keluar dengan harga di atas harga rceran tertinggi (HET)," katanya.
Hal yang sama, dikeluhkan warga lain berinisial S, jumlah pangkalan yang tersedia di Kelurahan Payahe kurang lebih 4 pangkalan, namun warga setempat, sulit mendapatkan jatah mita. Padahal itu diperuntukkan masyarakat setempat.
"Pemilik pangkalan saat ditanyakan selalu beralasan stok minyak yang diterima dari agen sangat terbatas sehingga dalam pembagian juga berkurang. Setahu kami (masyarakat) minyak subsidi yang disuplai dari Pertamina ke agen dan disalurkan ke masyarakat itu sudah sesuai dengan jumlah kepala keluarga, kenapa bisa jadi begini," beber S.
Untuk itu, sebagai warga, kami berharap pemerintah daerah, khusus pemerintah Kota Tidore Kepulauan agar mengambil langkah tegas.
"Harus dievaluasi kepada pihak pangkalan minyak, agar dugaan penyimpangan minyak ini tidak terjadi dan masyarakat berhak mendapatkannya," tandas dia.MC Tidore