: Foto : Esti Surahmi (kedua dari kiri) saat pimpin sosialisasi rembuk stunting beberapa waktu lalu. (ist)
Oleh MC KAB TUBAN, Kamis, 25 Januari 2024 | 16:33 WIB - Redaktur: Juli - 87
Tuban, InfoPublik - Pemkab Tuban terus berupaya menurunkan laju angka stunting hingga menyentuh angka 14 persen.
Sejumlah kebijakan dan program pun disusun untuk melakukan langkah strategis percepatan penurunan angka stunting tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, Esti Surahmi mengungkapkan, pihaknya telah melakukan inventarisasi kendala yang dihadapi pada tahun sebelumnya.
“Sejumlah langkah disiapkan guna memaksimalkan upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Tuban,’’ ujar Esti Surahmi pada awak media, Kamis (25/1/2024).
Lebih lanjut, pencegahan stunting dilakukan mulai dari edukasi gizi, pencegahan anemia melalui skrining hemoglobin bagi remaja putri dan pemberian tablet tambah darah.
Selain itu, memaksimalkan peranan Pusat Informasi dan Konseling Remaja dan Generasi Berencana (GenRe).
“Kami juga menyasar calon pengantin, melalui bimbingan perkawinan (binwin), kelas catin (calon pengantin), dan skrining calon pengantin dan pemberian tablet Multiple Micronutrient Supplement (MMS),’’ sebutnya.
Dinkes P2KB Tuban memberikan atensi khusus bagi orang tua kaitannya dengan pencegahan stunting. Esti Surahmi menjelaskan pihaknya melaksanakan Program Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), Kelas Ibu Hamil, dan Kelas Ibu Balita.
“Mereka diberikan pemahaman mengenai golden period (1.000 hari pertama kehidupan) untuk pencegahan stunting,” jelasnya.
Di samping itu, disediakan layanan ANC Terpadu bersama dokter (pemeriksaan Ultra Sono Grafi/USG) di kunjungan pertama dan kelima. Bila diperlukan di tiap puskesmas disiapkan program pendampingan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis penyakit anak, dan dokter spesialis penyakit dalam di puskesmas.
Selain upaya pencegahan, Dinkes P2KB Tuban juga menyusun program penanganan stunting. Di antaranya, pendampingan Keluarga Berisiko Stunting (KBS), Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronik) dan balita gizi buruk dan gizi kurang.
Mantan Staf Ahli Bupati Tuban ini menegaskan upaya percepatan penurunan stunting dilaksanakan secara kolaboratif dengan menggandeng semua elemen di masyarakat. Sejumlah OPD dan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) bergerak secara inklusif dalam misi menurunkan angka stunting.
“Tidak hanya itu, anggaran percepatan penurunan angka stunting terintegrasi dari beberapa OPD. Di antaranya Dinkes P2KB, Dinsos P3A dan PMD, DKPP2, Dinas PUPR-PRKP, Dispendik, dan Bappeda Litbang,” terangnya. (m agus h/hei)