- Oleh MC KAB AGAM
- Senin, 21 Oktober 2024 | 12:15 WIB
: Wirid Korpri Agam Jumat Ini, Kaji Rumah Tanggaku Surgaku-Foto:Mc.Agam
Oleh MC KAB AGAM, Sabtu, 6 Januari 2024 | 05:11 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 109
Agam, InfoPublik - Untuk mecapai rumah tangga yang sakinah, mawaddah warahmah ada beberapa kewajiban suami dan istri yang tidak bisa dikesampingkan.
Setidaknya, sebagai suami ada dua kewajiban yang perlu dilakukan kepada istri. Sebaliknya, istripun mempunyai dua kewajiban terhadap suami.
Kewajiban-kewajiban ini jika dilakukan maka rumah tanggaku adalah surgaku akan terwujud. Namun sebaliknya, jika diabaikan rumah tangga akan berantakan bahkan memicu perpisahan.
Demikian benang merah pengajian yang disampaikan Ustadz Kambardi Tuanku Sidi pada wirid mingguan Korpri Kabupaten Agam, Jumat (5/1/2024) di Masjid Agung Nurul Falah.
Kewajiban suami yang pertama kepada istri adalah berlaku jujur. Suami yang penuh kejujuran, akan membawa arah rumah tangga ke surga.
“Karena kejujuran kunci dalam kehidupan rumah tangga. Sebagai kepala keluarga curahkan kejujuran, iya katakan iya, tidak katakan tidak,” ujar Ustaz Kambardi Tuanku Sidi.
Selanjutnya, jangan sekali-sekali menyakiti hati seorang istri. Sejatinya, hati seorang istri sangat lembut, mudah koyak dan meninggalkan luka.
Diriwayatkan kisah Nabi Muhammad SAW dan Siti Aisyah. Suatu ketika, Nabi pulang larut malam dari pengajian. Lalu dipanggil-panggil Siti Aisyah tidak menyahut karena tertidur.
Lantas Nabi mengambil sorban dan membentangkannya di depan pintu rumah lalu tidur di situ. Saat subuhnya, Siti Aisyah terbangun dan melihat Nabi tidur di depan pintu.
Saat tersentak nabi cepat-cepat meminta maaf kepada Siti Aisyah karena pulang larut malam.
“Demikian perlakuan Nabi ke istri yang hendaknya jadi pedoman bagi kita,” katanya.
Sementara kewajiban istri kepada suami yang pertama adalah menghormati suami. Rumah tangga bagaikan kapal yang berlayar di lautan. Badai dan topan akan menerjang.
Baiknya mahligai rumah tangga tercermin dari perilaku istri yang menghormati suami.
Saat istri menghormati, menjaga harga diri suami di situ kerukunan rumah tangga terjadi. Tapi sebaliknya, jangan harap rumah tangga akan bertahan jika istri tak menghormati suami.
“Posisikan suami setingkat di atas kita, maka tercapailah rumah tangga yang baik,” sebutnya.
Lalu kewajiban selanjutnya adalah melayani. Sesibuk apa pun, setinggi apa pun jabatan seorang istri, melayani seorang suami tetap menjadi kewajiban.
Jangan sampai kesibukan membuat seorang istri mengabaikan suami.
“Jika ingin rumah tangga kita berjalan bak mahligai nan indah, tanamkan dua kewajiban ini. Insyaallah rumah tanggaku surgaku akan terwujud,” ujarnya. (MC Agam/Depit/Eyv)