- Oleh MC KOTA PADANG PANJANG
- Selasa, 19 November 2024 | 14:13 WIB
: Dies Natalis ke-58, ISI Gelar Sidang Terbuka dan Orasi Ilmiah, Foto : Diskominfo Padang Panjang
Oleh MC KOTA PADANG PANJANG, Minggu, 24 Desember 2023 | 04:54 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 107
Padang Panjang, InfoPublik - Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang menggelar Sidang Terbuka Senat dan Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-58, Jumat (22/12/2023) di Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam.
Mengangkat tema Eksplorasi Merdeka Belajar dalam Migrasi dan Identitas Seni, menghadirkan orator, Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB), Riki Saputra, kegiatan ini turut dihadiri Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Setdako, Maiharman.
Rektor ISI, Febri Yulika, menyampaikan, peringatan Dies Natalis ini merupakan tonggak sejarah penting dalam perjalanan panjang ISI.
"Dari yang awalnya berdiri ASKI pada 22 Desember 1965 hingga menjadi perguruan tinggi yang matang secara keilmuan dan bisa berdiri sejajar dengan kampus lainnya di Indonesia," ungkapnya.
Pada 27 Desember ini, tambahnya, akan dimulai momentum sejarah keberlanjutan yang lebih baik dengan dilakukannya pembayaran santunan dampak sosial kemasyarakatan di kawasan Tarok City, Kabupaten Padang Pariaman.
"Selanjutnya, di Januari 2024 akan di lakukan proses awal tender terhadap pembangunan kampus ISI tersebut dengan pagu anggaran kurang lebih Rp59 miliar," tambahnya.
Selain itu, tambahnya, ISI menjadi yang pertama dan satu-satunya perguruan tinggi seni dengan status Badan Layanan Umum (BLU).
"Pada 2023 ini kita juga telah mengukuhkan dua guru besar dan akan menyiapkan lima guru besar pada 2024," imbuhnya.
Pihaknya berkomitmen akan terus memperkuat sinergisitas dengan semangat dan tekad yang baru menjadikan ISI menuju perguruan tinggi unggul dan berdaya saing.
Sementara itu, Riki Saputra dalam orasinya yang berjudul "Kapasitas Seni dan Estetika dalam Konsep Spiritual" menyampaikan, seni juga berkaitan dengan masalah moral, agama dan religiusitas. Apabila masalah estetika hanya dikaitkan dengan selera dan kesenangan indrawi, maka nilai seni akan merosot. Karena itu seni dipandang sebagai bagian dari kebajikan intelektual dan spiritual.
"Ketika mahasiswa telah memantapkan pilihannya kuliah di ISI, berarti mereka telah tersesat di jalan yang benar," tuturnya. (mcpadangpanjang/andes)