- Oleh MC KAB PROBOLINGGO
- Jumat, 22 November 2024 | 21:47 WIB
: Bapelitbangda Probolinggo Gelar Rakor Pemenuhan Data dan Analisa Situasi 2024-Foto:Mc.Probolinggo
Oleh MC KAB PROBOLINGGO, Kamis, 14 Desember 2023 | 09:08 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 63
Probolinggo, InfoPublik - Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kabupaten Probolinggo menggelar rapat koordinasi (rakor) pemenuhan data dan Analisa situasi 2024 serta penentuan awal lokus stunting 2025 di Bale Hinggil Probolinggo, Rabu (13/12/2023).
Kegiatan ini diikuti oleh 33 Operator Puskesmas dan 24 Operator PLKB di Kabupaten Probolinggo. Selama kegiatan mereka dipandu narasumber dari Satgas Stunting Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI serta perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Probolinggo serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo.
Kepala Bapelitbangda Kabupaten Probolinggo M. Sjaiful Efendi mengatakan tema pembangunan 2024 adalah “Menurunkan Kemiskinan dan Meningkatkan Kualitas SDM Dalam Suasana Masyarakat Yang Harmonis, Setara, Aman dan Tenteram”.
“8 fokus pembangunan 2024 meliputi mengurangi angka kemiskinan dan kesenjangan, memperkuat layanan infrastruktur berkelanjutan, pengurangan kawasan permukiman kumuh, pemerataan akses terhadap sanitasi dan air bersih, memperkuat ketahanan ekonomi, peningkatan angka rata-rata lama sekolah, penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan balita stunting, penguatan peran pengarusutamaan gender dalam pembangunan serta meningkatkan ketahanan daerah,” katanya.
Sjaiful menerangkan data prevalensi stunting tahun 2021 sesuai SSGI 23,3% dan bulan timbang Agustus 14,98%, 2022 sesuai SSGI 17,3% dan bulan timbang Agustus 14,88% dan tahun 2023 sesuai SSGI belum rilis dan bulan timbang Agustus 12,77%. Target SSGI/nasional tahun 2024 sebesar 14%.
“5 pilar strategi nasional pencegahan stunting komitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan komunikasi perubahan perilaku, konvergensi, koordinasi, dan konsolidasi program pusat, daerah dan desa, ketahanan pangan dan gizi serta pemantauan dan evaluasi,” jelasnya.
Menurut Sjaiful, pertemuan ini dalam rangka melaksanakan pilar ke-3 yaitu konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program pusat, daerah dan desa. Diawali dengan mengidentifikasi data sasaran dan cakupan layanan essensial yang terdiri dari 29 indikator dengan sasaran diantaranya remaja putri, calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, balita dan keluarga.
“Data-data yang akan diinput menjadi salah satu dasar identifikasi program dan kegiatan serta penentuan lokus stunting 2025. Untuk itu dimohon kepada teman-teman PLKB dan puskesmas dapat menyajikan data kondisi riil yang ada sehingga kebijakan dan intervensi yang akan dilakukan oleh daerah bisa efektif dan efesien serta tepat sasaran yang secara detail akan dijelaskan oleh narasumber,” tambahnya. (MC Kab Probolinggo/wan/son)