- Oleh MC KOTA TIDORE
- Jumat, 8 November 2024 | 16:22 WIB
: Hutan mangrove di Pulau Morotai. (Foto: Irjan Rahaguna)
Oleh MC KOTA TIDORE, Kamis, 26 Oktober 2023 | 17:41 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 149
Malut, InfoPublik - Dinas Pariwisata Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, berkomitmen terus melindungi dan mengembangkan kawasan ekowisata mangrove di Desa Daruba, Kecamatan Morotai Selatan.
Meski saat ini Pemda Morotai dikabarkan bakal melanjutkan proyek Water Front City (WFC) Zona III. WFC Zona lll diprediksi dipusatkan di kawasan hutan konservasi mangrove Desa Daruba dan dikhawatirkan berdampak pada eksistensi mangrove di situ. Lokasi ini tak jauh dari WFC Zona II.
Kepala Dinas Pariwisata Kalbi Rasyid mengatakan area yang ada di Morotai Selatan, termasuk di Daruba, itu masuk dalam ekowisata mangrove yang patut dilindungi.
"Maka kita juga harus betul-betul melakukan koordinasi sehingga dalam konsep draft presiden yang sudah ada itu jangan sampai diperuntukkan kegiatan yang lain," kata Kalbi, Kamis (26/10/2023).
Karena dalam perencanaan Dispar, sambung Kalbi, kawasan mangrove di Daruba itu masuk dalam pengembangan kawasan ekowisata.
"Jadi itu kita kembangkan tanpa merusak ekosistemnya yang ada di dalam kawasan mangrove itu," tegasnya.
Ditanya rencana pemerintah daerah membangun WFC Zona lll di kawasan mangrove, Kalbi mengaku tidak tahu.
"Kalau ditanya soal bagaimana ke depan kawasan mangrove yang ada di Daruba Pantai itu, pendekatan pariwisatanya kita tetap kembangkan," jelasnya.
Kalbi bilang, konsep yang direncakan di tahun 2023 itu sudah tertuang dalam Keppres RI tentang Rencana Industri Pariwisata Nasional Pulau Morotai.
"Kawasan mangrove itu menjadi prioritas harus dilindungi, karena kita ingin bangun kawasan itu sebagai kawasan untuk penelitian kemudian wisata ilmiah. Jadi kawasan yang kita ingin bangun di situ karena ada beberapa namanya flora dan fauna yang itu juga menjadi sumber penelitian nantinya di situ," tandasnya. Irjan/MC Tidore