- Oleh MC KAB PULANG PISAU
- Rabu, 27 November 2024 | 07:21 WIB
:
Oleh MC KAB PULANG PISAU, Minggu, 22 Oktober 2023 | 16:55 WIB - Redaktur: Kusnadi - 46
Pulang Pisau, InfoPublik - Pelaksanaan Upacara Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tingkat Kabupaten Pulang Pisau bertempat di Halaman Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pulang Pisau, Minggu (22/10/2023).
Pada kesempatan tersebut Pj Bupati Pulang Pisau, Hj. Nunu Andriani memimpin sekaligus menjadi Inspektur Upacara pada Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) Tingkat Kabupaten Pulang Pisau.
Dalam sambutan Menteri Agama Republik Indonesia yang dibacakan oleh Pj Bupati Pulang Pisau, Hj Nunu Andriani mengatakan, Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
“Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden nomor 22 Tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri. penetapan 22 Oktober merujuk pada tercetusnya "resolusi jihad" yang berisi fatwa kewajiban berjihad demi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Resolusi jihad ini kemudian melahirkan peristiwa heroik,” ucapnya.
Sejak ditetapkan pada tahun 2015, pada setiap tahunnya selalu rutin menyelenggarakan Peringatan Hari Santri dengan tema yang berbeda. Untuk tahun 2023, Peringatan Hari Santri mengangkat tema Jihad Santri Jayakan Negeri.
Pj Bupati mengatakan, maksud tema Jihad Santri Jayakan Negeri, jihad santri secara kontekstual adalah jihad intelektual, di mana para santri adalah para pejuang dalam melawan kebodohan dan ketertinggalan. Santri juga turut berjuang dan mengambil peran di era transformasi digital.
“Tema Jihad Santri Jayakan Negeri dapat dimaknai secara historis dan kontekstual. secara historis, tema ini ingin mengingatkan bahwa para santri memiliki andil besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia, sedangkan secara kontekstual, santri perlu melakukan jihad di berbagai bidang," ucapnya.
Jihad di berbagai bidang, misalnya di bidang ekonomi, para santri harus berdiri di depan untuk mensejahterakan masyarakat serta mengurangi kemiskinan dan pengangguran.
Selain itu, termasuk juga jihad politik, di mana para santri harus menjadi teladan dalam momentum demokrasi menjaga kesejukan, kerukunan, dan jauhi orang-orang yang menggunakan agama untuk kepentingan praktis.
Hj Nunu Andriani mengatakan, catatan-catatan di atas menunjukkan bahwa santri dengan segala kemampuannya bisa menjadi apa saja. Sehingga mengasosiasikan santri hanya dengan bidang ilmu keagamaan saja tidaklah tepat.
"Santri sekarang telah merambah ke berbagai bidang profesi, memiliki keahlian bermacam-macam, bahkan mereka menjadi pemimpin Negara. Meski bisa menjadi apa saja, santri tidak melupakan tugas utamanya, yaitu menjaga agama itu sendiri," ungkapnya.
Santri selalu mengedepankan nilai-nilai agama dalam setiap perilakunya. Bagi santri, agama adalah mata air yang selalu mengalirkan inspirasi-inspirasi untuk menjaga dan menjunjung tinggi martabat kemanusiaan. (Diskominfostandi/R.A.P)