:
Oleh MC KAB SLEMAN, Kamis, 5 Oktober 2023 | 09:14 WIB - Redaktur: Tobari - 23
Sleman, InfoPublik - Taman Pendidikan Quran Luar biasa Yayasan Spirit Dakwah Indonesia cabang Yogyakarta yang berada di Sleman Yogyakarta mengikuti penguatan kompetensi tenaga pendidik pendamping inklusi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Rabu (4/10/2023) – Jumat (06/10/2023) di Platinum Adisucipto Yogyakarta Hotel.
Pelaksana kegiatan ini adalah Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. Peserta merupakan perwakilan Pendamping Inklusi di Pendidikan Diniyah, Pondok Pesantren, PDT dan LPQ yang sebagian besar dari wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, sebagian kecil yang lain dari Jawa Barat dan juga Sumatera.
Waryono Abdul Ghofur Plt Direktur PD Pontren menyinggung tentang kesejahteraan Pendamping Inklusi harus diperhatikan agar fokus pendampingan belajar juga baik. Bukan hanya itu, kasus bullying yang meningkat juga menjadi fokus tersendiri yang harus diselesaikan atau diminimalisir.
“Banyaknya lembaga pendidikan dan jumlah siswa ataupun santri harus beriring dengan kuantitas pendidikan, pengawasan, pendampingan juga evaluasi. Kekerasan verbal maupun non verbal masih ada di sekitar kita, ini yang harus diantisipasi,” ungkap Waryono.
Menurutnya, adanya siswa dan santri yang difabel pasti membutuhkan sarana prasarana, perangkat pembelajaran yang siap, dibutuhkan, dan juga mampu difungsikan dengan baik. Ini yang memang perlu dimaksimalkan oleh pendamping inklusi di semua lembaga.
“Mengajar tuna netra, teman-teman tuli, dan teman-teman difabel yang lain memang tidak mudah. Sehingga dimungkinkan perlu ada duta duta pendidik inklusi di tiap kabupaten yang menjadi role model dan pionir pembelajaran inklusi bagi guru guru yang lain, termasuk penyiapan sarana prasarananya,” tukas Waryono.
Waryono berpendapat bahwa menyiapkan kitab kuning untuk teman-teman difabel jadi tantangan sendiri agar agama bisa benar benar diterima oleh semua kalangan. Tidak hanya kebijakan, sistem, tetapi juga pembiayaan yang harus jadi perhatian kita semua untuk memaksimalkan pembelajaran agama yang menyeluruh.
“Keberhasilan santri difabel menembus prestasi nasional bahkan internasional harus dioptimalkan, dipublish sebagai motivasi pendamping dan santri secara keseluruhan,” tuturnya.
“Intinya banyak lo anak difabel yang sukses dan berhasil, bukti dari usaha anak itu sendiri, kerja, pendampingan dan dukungan kita semua,” imbuh Waryono.
Kasie PD Pontren Kanwil Kemenag DI Yogyakarta Abdul Naim menegaskan bahwa memang butuh anggaran besar untuk memaksimalkan pendidikan agama yang menyeluruh utamanya untuk anak anak difabel.
Izin operasional dan legalitas pondok pesantren bagi difabel dan inklusi memang cukup menantang seperti arkhanul makhad yang mewajibkan ada pengajian ataupun pembelajaran kitab kuning disamping syarat syarat yang lain yang harus dipenuhi.
“Bagaimana memaksimalkan pembelajaran kitab kuning untuk difabel, hal inilah yang menjadi tantangan kita bersama, penguatan kompetensi ini juga diharapkan ada temuan temuan besar yang bisa kita tindaklanjuti bersama demi kebaikan pendidikan inklusi lembaga pendidikan islam di Indonesia,” tutur Naim
Siti Sakdiyah dalam materinya menjelaskan tentang kebijakan penyelenggaraan pendidikan islam inklusi di Indonesia. Perlunya forum pendidik inklusi tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga provinsi, regional maupun Kabupaten.
“Ini support kita bersama, membentuk forum dari pusat sampai bawah, agar Pendamping Inklusi bisa bergerak bersama jadi pionir dalam membentuk ekosistem pendidikan inklusi yang baik,” pungkas Sakdiyah. (Mochammad Sinung Restendy/toeb)