- Oleh Fatkhurrohim
- Kamis, 19 Desember 2024 | 09:35 WIB
: Wakil Bupati Mabar, Yulianus Weng, saat menyampaikan sambutan pada kegiatan Pertemuan Reguler POKJA AKI-AKB dan Stunting tingkat Kab. Mabar. (Foto : Gonza)
Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Rabu, 4 Oktober 2023 | 17:05 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 173
Manggarai Barat, InfoPublik - Tiga kasus kematian ibu melahirkan terjadi di RSUD Komodo pada bulan September lalu. Atas kasus kematian itu, Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng, geram, hingga memberi perintah untuk segera lakukan audit kasus.
Perintah untuk melakukan audit kasus itu disampaikan Wabup Yulianus saat menyampaikan sambutan pembukaan pada kegiatan Pertemuan Reguler POKJA AKI-AKB dan Stunting tingkat Kabupaten Manggarai Barat, yang berlangsung di Aula Hotel Prundi, Selasa (3/10/2023).
“Terkait AKI-AKB ini, saya liat semangat kita sudah mulai luntur. Dalam waktu 1 bulan saja, bisa terjadi kematian ibu sebanyak 3 kasus. Dan semua itu terjadi di rumah sakit,” jelas Wabup Yulianus.
Wabup Yulianus berharap agar kasus kematian ibu melahirkan di RSUD Komodo itu terjadi bukan karena kelalaian. Sebab saat ini, RSUD Komodo sudah dilengkapi dengan fasilitas yang cukup memadai.
“3 Kasus kematian yang berlangsung dalam waktu 1 bulan itu sangat mengkhawatirkan. Tapi saya liat kita santai saja. Kita tidak boleh lalai. Kita harus ada rasa empati. Menganggap bahwa keluarga yang datang untuk merawat itu sebagai keluarga kita,” pinta Wabup Yulianus.
Wabup Yulianus mengaku bisa memaklumi, jika pasien yang di rujuk itu sudah dalam keadaan koma sejak dibawa dari tempat asalnya. Tetapi jika dibawa dalam keadaan baik-baik, lalu sampai di RSUD tiba-tiba tidak bisa tertolong, itu harus harus dicari tahu penyebabnya.
“Kalau dibawa dari kampung dalam keadaan megap-megap, karena lambat dirujuk, oke, kita bisa maklumi itu. Tapi kalau dari Puskesmas dirujuk dengan data yang baik semua, lalu sampai rumah sakit data diperiksa juga baik-baik, tapi kok bisa mati, itu pertanyaan penting yang harus dijawab,” tegas Wabup Yulianus.
Atas kematian 3 ibu yang terjadi di RSUD Komodo itu, Wabup Yulianus telah memberi perintah untuk melakukan audit kasus. Audit ini penting dilakukan untuk dapat mengetahui akar soal, sehingga kasus serupa tidak akan terjadi lagi pada waktu mendatang.
“Audit itu bukan untuk mencari siapa yang salah. Minimal kita bisa menemukan akar soal, sehingga kasus kematian serupa tidak akan terulang,” jelasnya.
Untuk mendapatkan hasil yang obyektif, maka Wabup Yulianus memerintahkan untuk melibatkan pihak luar dalam melakukan audit. Sedangkan pihak yang terlibat langsung dalam penanganan pasien, cukup memberi keterangan tambahan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat, Paulus Mami, menjelaskan bahwa jumlah AKI di Kabupaten Manggarai Barat hingga September 2023, sebanyak 8 kasus.
“Ada 8 kasus. Sesungguhnya 5. Karena 3 kasus diantaranya adalah warga yang datang dari luar Manggarai Barat. Sedangkan untuk AKB, hingga Juni ada 40 kasus,” Jelas Kadis Mami.
Terkait penyebab kematian, baik AKI maupun AKB, kata Kadis Mami, secara umum ada beberapa penyebab, diantaranya : karena kehamilan yang tidak diinginkan, akses fasilitas kesehatan yang jauh, ada kasus maternal yang tidak bisa ditangani di Rumah Sakit tipe C, terlambat mengenal bahaya, kelalaian keluarga, terlambat mendapat penanganan dari petugas kesehatan dan sejumlah penyebab lainya.
Jika sejumlah penyebab itu dapat diatasi, kata Kadis Mami, maka kasus kematian, baik AKI maupun AKB niscaya dapat diminimalisir.
(MC Manggarai Barat/EfjE/Gonza-Tim IKP Kominfo)