- Oleh MC KAB MALUKU TENGGARA
- Senin, 11 November 2024 | 17:02 WIB
: Bupati Toba, Poltak Sitorus - Foto MC Toba
Oleh MC KAB TOBA, Rabu, 20 September 2023 | 22:59 WIB - Redaktur: Yudi Rahmat - 30
Toba, InfoPublik - Akhir-akhir ini, Bupati Toba, Poltak Sitorus selalu kumandangkan seruan “Pature torus, torus pature”.
Seruan berbahasa Batak yang berarti perbaiki terus, terus perbaiki ini menarasikan revolusi mental bagi masyarakat Kabupaten Toba. Seruan tersebut sejalan dengan konsep kepribadian Batak Naraja yang memuat empat karakter.
Berawal dari imbauan Presiden Joko Widodo, ia sebagai kepala daerah menterjemahkannya melalui sosialisasi kepribadian Batak Naraja dan semangat pature torus, torus pature.
“Nah, Presiden RI Joko Widodo selalu katakan revolusi mental. Ini yang kita pikirkan dulu bagaimana aplikasinya di daerah. Saya melihat, mental masyarakat Batak Toba sudah mulai tergerus. Nah, ini adalah bagian dari penyadaran bahwa kita adalah Batak Naraja. Secara terus-menerus, ini kita suarakan maka keempat karakter itu akan menjadi milik kita. Barulah kita orang Batak Toba yang sejati,” ujar Bupati Toba Poltak Sitorus, Rabu (20/9/2023).
Menurut Poltak Sitorus, cara menyuarakan ini sudah dilakukan melalui radio termasuk juga lagu dan tarian. Kaidah Batak Naraja ini juga ada dalam Pancasila dan nilai-nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Kalau di ASN ada ungkapan berakhlak, konsep Batak Naraja itu juga ada. Stigma yang selama ini sering kita dengar adalah degradasi dari nilai Batak Naraja,” katanya.
Selanjutnya, ia menjelaskan kapan konsep kepribadian Batak Naraja muncul. Hingga saat ini, ia masih yakin konsep kepribadian tersebut mampu menjadikan masyarakat Toba menghidupi karakter Batak yang sejati.
“Konsep ini muncul saat saya kampanye mau jadi bupati. Konsep ini bukanlah sesuatu yang kita pesan, bukan pesanan. Saya seorang pengusaha yang kemudian terpanggil menjadi bupati di Toba. Jadi, Batak Naraja ini adalah buah permenungan. Ilham datang karena berlandaskan ketulusan hati. Inspirasi ini muncul sebagai jalan kita melayani masyarakat Toba. Lalu, ide tersebut kita sampaikan ke teman-teman, bahkan kita cari tambahan referensi melalui buku-buku,” katanya menjelaskan.
“Termasuk juga kaidah yang terkandung dalam falsafah; Dalihan Natolu (Tungku nan tiga). Falsafah ini menarasikan cara orang berkomunikasi; hati-hati, membujuk (ambil hati), dan hormat. Ketiga sikap ini akan membuat perjalanan hidup langgeng,” sambungnya.
Pada akhir penuturannya, Poltak Sitorus suarakan agar selalu terbuka dengan perbaikan dan perubahan.
“Saya ingin mengajak mewujudkan Batak Naraja melekat pada diri. Ini tidak gampang. Masyarakat Batak senantiasa bilang, pature torus, torus pature. Continue, improvement,” pungkasnya. (MC Toba rits/rik)