- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Jumat, 4 Oktober 2024 | 11:14 WIB
: Menko PMK Muhadjir Effendy saat meninjau Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP) di SDN 013 Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur/Foto: Kemenko PMK
Jakarta, InfoPublik – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menekankan pentingnya pendidikan Pancasila bagi anak-anak di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), khususnya di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara. Anak-anak di kawasan ini dipandang sebagai generasi penerus yang akan menentukan masa depan dan keberhasilan pembangunan IKN.
"Pendidikan Pancasila bagi anak-anak kita, terutama di sekitar IKN, adalah kunci keberhasilan IKN ke depan. Mereka perlu mendapatkan nilai-nilai Pancasila sejak dini, sebagai bagian dari tanggung jawab kita bersama," ujar Menko Muhadjir saat meninjau Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP) di SDN 013 Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (13/9/2024).
Menurut Menko Muhadjir, anak-anak di kawasan IKN akan menjadi tulang punggung SDM yang berkompeten dan diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan kemajuan IKN. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai Pancasila sejak dini menjadi sangat penting sebagai dasar falsafah hidup berbangsa dan bernegara.
Ia juga menekankan bahwa perkembangan IKN harus membawa manfaat bagi masyarakat asli di Kalimantan Timur. "Kehadiran IKN harus membawa berkah bagi masyarakat Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, dan Kalimantan Timur secara keseluruhan," tegasnya.
Inovasi Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP)
Hamry Gusman Zakaria, Ketua Yayasan Pendidikan Lab. Pancasila, menjelaskan bahwa Sekolah Laboratorium Pancasila (SLP) merupakan inovasi yang digagas oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di kalangan anak-anak. Saat ini, SLP telah diterapkan di 28 sekolah di Kabupaten Penajam Paser Utara dan menjadi contoh yang diharapkan bisa diduplikasi ke sekolah-sekolah lain.
"Kami berharap, dengan dukungan regulasi dari pemerintah, inovasi ini bisa diterapkan di sekolah lain di seluruh Indonesia," ungkap Hamry.
Di SLP, penanaman nilai Pancasila dan budi pekerti dilakukan melalui berbagai program seperti pojok seni budaya untuk mengenalkan kesenian dan budaya lokal, bank sampah untuk mengajarkan kebersihan, serta program pemanfaatan daun kelor sebagai sumber pangan.
Inisiatif ini sejalan dengan program Revolusi Mental yang dikawal oleh Kemenko PMK, melalui aksi nyata seperti Gerakan Indonesia Mandiri, Indonesia Bersatu, dan Indonesia Bersih.
Menko Muhadjir menyatakan apresiasinya terhadap inovasi SLP sebagai media sosialisasi nilai-nilai Pancasila. "SLP menjadi jalan yang bagus untuk mengenalkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak. Kita harus betul-betul menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," tutup Menko Muhadjir.
Dengan adanya pendidikan Pancasila sejak dini di kawasan IKN, diharapkan anak-anak di daerah tersebut tumbuh menjadi generasi muda yang berkompeten, berdaya saing, dan siap mendukung masa depan Ibu Kota Nusantara sebagai pusat pemerintahan dan pembangunan Indonesia.