Perkuat Ekonomi Masyarakat dengan Optimalisasi Hortikultura Cabai

:


Oleh MC KAB TEMANGGUNG, Selasa, 27 Juni 2023 | 10:11 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 39


Temanggung, InfoPublik - Tembakau menjadi khas tanaman wilayah Kabupaten Temanggung yang memiliki sebagian wilayah dataran tinggi dan menjadi sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian masyarakat setempat.

Meskipun terkenal dengan penghasil tembakau terbaik di Indonesia, Kabupaten Temanggung juga masih memiliki berbagai hasil pertanian lain, seperti kopi, sayur-sayuran, dan buah-buahan yang tidak kalah dari hasil pertanian daerah lain.

Seperti yang dilakukan Desa Munggangsari, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung yang semula mayoritas petani menanam tembakau, kini mulai meninggalkan dan beralih ke tanaman hortikultura jenis cabai RM.

Hal tersebut dipertegas pernyataan Kepala Desa Munggangsari, Suroso, pada saat ditemui tim Media Center Temanggung, Jumat (23/6/2023) di Kantor Desa Munggangsari.

"Setelah beralih tanam dari tembakau ke horti cabai itu memang sangat berdampak di perekonomian masyarakat yang dilakukan kelompok tani, terutama di warga masyarakat," katanya.

Tidak hanya cabai, tanaman lain seperti tomat, kubis, casim, mentimun, semangka, dan lain sebagainya juga menjadi varian hortikultura yang ditanam oleh petani setempat, sekaligus menjadi bentuk dukungan berupa fasilitas yang diberikan untuk masyarakat di bidang pertanian.

"Untuk petani yang belum punya garapan, kita berikan fasilitas gratis dari pemerintah desa, termasuk halaman, walaupun itu hanya seadanya, tapi bisa mendapatkan manfaat dan meraup hasil omzet dari satu petak itu sekitar dua puluh juta rupiah dalam sekali panen,"katanya.

"Secara bertahap, setelah berhasil, otomatis lingkungan juga menyesuaikan, dari tiga tahun ke belakang itu masih ada tanaman tembakau, dan tiga tahun sampai sekarang sudah tidak ada penanaman tembakau yang khusus, hanya dipakai untuk tumpangsari tembakaunya dan untuk konsumsi sendiri saja," imbuhnya.

Keberhasilan tanam dari peralihan tembakau ke hortikultura jenis cabai RM oleh petani di Desa Munggangsari, dinilai memberikan dampak perubahan sistem ekonomi yang positif di lingkungan masyarakat. Hal tersebut dikatakan Suroso, tidak terlepas dari peran sinergitas yang dibentuk antara Pemkab, Pemdes, tujuh kelompok tani dan KWT, dalam memberikan penyuluhan dan pendampingan untuk masyarakat pelaku bidang pertanian.

“Keberhasilan itu bukan dari salah satu pihak, tapi ada Pemerintah Kabupaten melalui Dinas, Pemerintah Desa, dan pelaku di bidang pertanian itu sendiri. Setelah semua itu dirubah, sistem perekonomian di Munggangsari, termasuk apapun fasilitas-fasilitas tanah desa, baik dari tambahan penghasilan perangkat desa yang berupa bengkok dan yang kita punya untuk masyarakat ternyata dampaknya sangat positif,” katanya.

Keikutsertaan anak-anak muda generasi milenial Desa Munggangsari dalam mengembangkan peralihan tanam tembakau ke hortikultura juga menjadi perhatian penting dalam keberhasilan perubahan ekonomi di bidang pertanian, dengan bentuk dukungan yang diberikan dari segi manajemen pengelolaan, produksi, pengolahan, sampai dengan penjualan bisa lebih terkoordinasi dengan baik dengan sistem yang lebih modern.

“Allhamdulillah pemuda-pemudi yang dulunya jadi buruh di luar daerah, semua sekarang sudah kembali menjadi petani,”imbuhnya.

Suroso menambahkan, hortikultura jenis cabai dari Desa Munggangsari tersebut juga sering menjadi perhatian pelaku bidang pertanian untuk menjadi tempat kunjungan kerja dan berbagi pengalaman dalam pengelolaannya.

Selanjutnya, pemanfaatan media atau lahan-lahan yang terbatas oleh masyarakat, harapannya dapat lebih dioptimalkan dengan sebaik-baiknya dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan agar dapat menjadi warisan yang bermanfaat untuk generasi kedepannya. (MC.TMG/wll;chy;ekp/eyv)