BUMDES Harus Jadi Pemutus Mata Rantai Para Rentenir

:


Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Jumat, 9 Juni 2023 | 21:20 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 186


Manggarai Barat, InfoPublik - Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi, memberi penegasan agar Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), harus menjadi lembaga yang mampu memutus mata rantai keberadaan para rentenir, yang meminjamkan uang kepada siapa saja untuk mendapatkan keuntungan dari bunga pinjaman.

Penegasan tersebut disampaikan Edi saat sambutan ‘Peresmian Gedung PAUD Terintegrasi Perpustakaan, Balai Desa dan Bumdes Caritas’ di Desa Ranggu Kecamatan Kuwus Barat, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Jum’at (9/6/2023).

Disampaikan, keberadaan BUMDES ditingkat desa memiliki peran yang sangat strategis, terutama untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Salah satunya adalah dengan menyediakan modal bagi masyarakat yang membutuhkan pinjaman untuk berbagai kepentingan.

Selama ini lanjutnya, banyak masyarakat yang membutuhkan uang karena berbagai kebutuhan, lalu meminjam pada rentenir yang menggunakan sistem bunga harian.

“Mata rantai ini harus kita putus. Tidak boleh ada lagi masyarakat yang bergantung pada rentenir. Caranya adalah dengan menghidupkan BUMDES,” tegas Edi.

BUMDES lanjutnya, harus betul-betul melakukan aksi yang nyata. Misalnya, dengan membenguk unit simpan pinjam, dengan modal dasar yang bersumber dari dana desa.

Edi mengaku akan mendukung secara penuh, jika ada kepala desa yang mengalokasikan sebagian besar dana desanya untuk penyertaan modal BUMDES, yang melakukan pengembangan usaha yang jelas.

“Selain untuk hal-hal yang rutin dan pelayanan dasar, saya kira saya orang terdepan yang mendukung langkah kepala desa, jika dia mengalokasikan dana desanya untuk BUMDES,” aku Edi.

Edi juga menjelaskan tentang keberadaan salah satu BUMDES yang usahanya sudah berjalan dengan baik dan membawa asas manfaat bagi warga desa.

“Saya sedang menguji coba BUMDES di salah satu desa, yang penyertaan modalnya awalnya sebesar Rp. 400 juta. Salah satu unit usahanya menjadi pengecer pupuk. Masyarakat boleh BON. Setelah panen baru bayar. Saya monitor langsung keberadaan BUMDES ini setiap bulan,” kata Edi.

Sampai sejauh ini, BUMDES berjalan dengan baik. Jika pada akhirnya BUMDES benar-benar berhasil dengan baik, maka Edi akan menjadikannya sebagai BUMDES percontohan.

“Akan kita jadikan sebagai pilot project. Supaya di desa-desa yang lain melakukan hal yang sama. Tentu disesuaikan dengan potensi yang ada di masing-masing desa,” jelasnya.

(EfjE/Bion – MC Manggarai Barat/Tim IKP Kominfo Mabar)