:
Oleh MC KAB SORONG, Kamis, 1 Juni 2023 | 07:11 WIB - Redaktur: Tobari - 340
Aimas, InfoPublik - Napak Tilas Suku Moi di Negeri Malamoi menjadi tema seminar kebudayaan Suku Moi, berlangsung Rabu (31/5/2023), dibuka secara resmi oleh Penjabat Bupati Sorong Yan Piet Moso.
Sebagai generasi muda hari ini, kata Moso, tentunya memberikan rasa hormat kami untuk sosok pemimpin orang Moi, yang telah meletakkan sejarah kepemimpinan bagi suku Moi.
“Semua yang kita lihat dan nikmati tidak terlepas dari tindak langkah dari pemimpin sebelumnya, sehingga pemimpin selanjutnya dapat meneruskan kepemimpinannya,” jelas Moso.
Mari, kita belajar bersyukur kepada Tuhan, karena roda kehidupan manusia diatur dan dikendalikan oleh Tuhan. Bahkan, setiap aktivitas dan kesehatan itu semua karena kasih dan ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Bapak ibu peserta kegiatan pada tema yang diusung ini sangat menarik. Saya senang dan bangga kepada adinda yang saya sapa adik Irianto M. Ali, selaku Koordinator Pendayagunaan Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek dalam melayani kebijakan kebijakan nasional dan daerah.
Tentunya sebagai koordinator yang bekerja sama dengan Ditjen Kebudayaan, kemendikbudristek RI hingga hari ini kegiatan tersebut dapat terlaksana.
Kebaikan yang tulus dari orang Moi ini sangat kita rasakan bersama. Kota dan Kabupaten Sorong adalah negeri yang dianugerahkan untuk suku ini.
“Tentunya perubahan revolusi transformasi terjadi dan sadar tidak sadar perubahan itu juga berdampak mempengaruhi nilai kebudayaan itu sendiri,” sebut Moso.
Atas nama Pemda, kami sangat memberikan apresiasi dan menyambut baik atas kegiatan yang dilaksanakan oleh saudara.
“Kegiatan ini tidak hanya ekslusif yang memerlukan koordinasi. Tentunya dengan Lembaga Masyarakat Adat, Dewan Suku Adat dan lain-lain,” harapnya.
Saat ini, kata Moso, kita sedang melakukan persiapan, terkait kegiatan Event Festival Egek.
Untuk itu, mari kita orang Moi meempersiapkan diri yang berhubungan dengan adat. Termasuk juga potensi yang mana kebudayaan kita harus jadi nilai ekonomis.
“Jadi, kebudayaan harus menjadi modal menaikkan citra bangsa, khususnya suku Moi di mata dunia dan nasional. Dan nilai budaya ini harus menjadi nilai kesatuan,” imbaunya.
Kebudayaan menjadi nilai nilai leluhur yang harus kita kembangkan. Sehingga menempat suku Moi secara benar dan bermartabat.
Moso menambahkan, terkait palang-memalang, ia berharap ruang-ruang ini terbuka, tapi harus ada pengawasan dari LMA dan tua-tua adat.
“Pendidikan lahir dari kebudayaan dan riset lahir dari pendidikan. Maka pengetahuan apapun harus berbasis pendidikan, tapi pendidikan apapun itu lahir dari kebudayaan,” katanya. (MC Kab. Sorong/rim/toeb)