:
Oleh MC Kabupaten Banggai, Rabu, 1 Februari 2023 | 11:59 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 181
Banggai, InfoPublik - Bupati Banggai H. Amirudin membuka kegiatan workshop penanganan stunting dan peningkatan kualitas kesehatan di area operasional JOB Pertamina-Medco E&P Tomori Sulawesi, Rabu (1/2/2023).
Kegiatan yang terselenggara atas kerja sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai, JOB Tomori dan Universitas Hasanudin (Unhas) Makassar itu, bertempat di Hotel Swiss-Belinn, Kelurahan Maahas, Kecamatan Luwuk Selatan.
Sebelum membuka kegiatan, Bupati menerangkan bahwa angka stunting di Kabupaten Banggai turun 3 persen dari sebelumnya 26 persen.
"PR kita, masih akan menurunkan stunting hingga angka 14 persen di 2024," ujar Bupati Banggai.
Salah satu indikator masih tingginya stunting adalah sanitasi yang kurang baik, masih banyak masyarakat Banggai yang memanfaatkan sungai dan pantai untuk BAB. Oleh karena itu, selain tenaga kesehatan, semua pihak, termasuk tokoh agama bisa membantu menyosialisasikannya.
"Mungkin bisa dicarikan ayat pendukung larangan tidak boleh mencemari lingkungan dengan BAB sembarangan, karena masyarakat kita dekat dengan kehidupan rohani," ujar dia.
Dari hasil tinjauan lapangan, Bupati menambahkan, ternyata penyebab stunting bukan hanya oleh kemiskinan, tetapi pernikahan dini dan keharmonisan rumah tangga.
"Orang yang masih belum matang ketika menikah, tidak memiliki pemahaman soal mengurus keluarga, keluarga yang kurang harmonis pun kesulitan fokus terhadap gizi anak,"imbuhnya
Sebelum diinisiasi secara nasional, lanjut Bupati, Pemkab Banggai telah memprogramkan "Ayah dan Ibu Asu" bagi anak-anak yang terdampak atau berpotensi stunting.
"Saya dan kepala-kepala organisasi perangkat daerah (OPD) jadi ayah dan ibu asuh untuk anak-anak yang ada di Banggai, saya sendiri ditempatkan di daerah yang angka stuntingnya paling tinggi,"imbuh orang nomor 1 di Banggai itu.
Lewat program "1 Juta 1 Pekarangan", menurut Bupati, stunting ini dapat dicegah, yaitu dengan mengkonsumsi protein lewat daging ayam dan telur yang didistribusikan.
"Jadi, jangan semua ayam dan telur dijual, sisihkan juga untuk konsumsi sehari-hari," pintanya.
Turut hadir pula, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, Prof. Dr. Sukri Palutturi, SKM, MSC, Ph.D bersama tim peneliti, Senior Manager JOB Tomori, Abidzar Akman, pimpinan-pimpinan instansi terkait, dan para camat, kepala desa yang berada di wilayah operasional JOB Tomori (Moilong dan Batui Selatan).
*Tim Liputan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (DKISP) Kabupaten Banggai. Mc.Bangai/Eyv)