:
Oleh MC KAB BONE BOLANGO, Kamis, 17 November 2022 | 06:53 WIB - Redaktur: Kusnadi - 281
Pinogu, InfoPublik – Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang melalui program Matching Fund menyulap limbah kotoran sapi peliharaan warga di Kecamatan Pinogu menjadi biogas. Hal ini didasari karena banyaknya potensi ternak sapi di wilayah tersebut, tapi belum bisa dimanfaatkan secara optimal.
Apalagi dengan mahalnya gas LPG 3 kilogram di wilayah tersebut, dimana harganya berkisar Rp75 ribu pertabungnya, sehingga lahirlah program Matching Fund. Program ini merupakan salah satu program yang kita laksanakan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya Malang dengan bermitra dengan Pemerintah Kabupaten Bone Bolango.
Pemanfataan biogas karya mahasiswa Universitas Brawijaya Malang untuk warga Pinogu ini pun diresmikan secara langsung Wakil Bupati Bone Bolango, Merlan S. Uloli dalam kunjungan kerjanya selama dua hari di Kecamatan Pinogu, Selasa (15/11/2022).
“Untuk anak-anakku mahasiswa Universitas Brawijaya, saya menyampaikan terima kasih mewakili Pemda Bone Bolango karena kalian luar biasa. Sudah datang jauh-jauh dan mau meninggalkan semua fasilitas serta keramaian-keramaian di ibukota hanya untuk bisa mengabdi di daerah terpencil Pinogu dan membantu pemerintah daerah,” ucap Wabup Merlan S. Uloli.
Kepada masyarakat Pinogu, Wabup berharap apa yang telah dibuat oleh para mahasiswa Univesitas Brawijaya Malang, berupa teknologi baru maupun energi terbarukan biogas itu, patut disyukuri.
”Kita harus bersyukur karena diperkenalkan dengan teknologi baru yang bisa mengolah dan mengubah kotoran sapi itu menjadi bahan yang bermanfaat, yakni biogas. Mereka 45 hari kawal ini, karena itu jangan disia-siakan hasil karya anak-anak bangsa yang peduli dan mau datang di sini untuk membantu warga Pinogu,” terang Merlan.
Bayangkan kotoran sapi, hanya mendengar itu kita merasa jijik, tapi sesungguhnya itu sangat bermanfaat bisa menjadi sumber kehidupan bagi kita karena menjadi biogas. ”Olehnya itu, sapi harus dikandangkan supaya kotorannya tidak ada dimana-mana. Justru kotorannya bisa terkumpul dan bisa diolah menjadi biogas, menjadi pupuk dan lain sebagainya,” jelas Wabup.
Merlan pun berharap biogas karya mahasiswa Universitas Brawijaya Malang di Kecamatan Pinogu ini menjadi pilot project untuk wilayah kecamatan lainnya di Kabupaten Bone Bolango. ”Saya berharap inovasi ini bisa dimanfaatkan bersama. Jadi semua rumah di Pinogu harus bisa membuat sendiri dan memanfaatkan teknologi yang ada ini,” papar Wabup Merlan.
Pada kesempatan itu, Wabup tak lupa mendoakan para mahasiswa Universitas Brawijaya yang telah membuat karya dan inovasi terbarukan, berupa biogas dan program lainnya di Kecamatan Pinogu, setelah pulang nanti dari mengabdi di wilayah terpencil tersebut, studinya sukses dan kelak bisa mencapai cita-cita yang diinginkan.
Sementara itu, Wafa Nida Faida Azra, Koordinator Lapangan program Matching Fund Universitas Brawijaya Malang, mengatakan ia bersama 9 orang mahasiswa lainnya melakukan program Matching Fund di Kecamatan Pinogu.
Program Matching Fund ini merupakan salah satu program yang kita laksanakan dengan bermitra dengan Pemda Bone Bolango. ”Kami ke sini membawa tiga program, yakni inisiasi rumah potong hewan, pengolahan abon sapi, dan biogas,” kata Wafa Nida Faida Azra.
Khususnya untuk biogas, mudah-mudahan ini bisa berdampak besar bagi masyarakat Pinogu, karena kotoran sapi itu bisa dimanfaatkan menjadi biogas pengganti gas LPG. Kami berharap program pembuatan biogas ini, satu rumah itu bisa memiliki satu unit instalasi biogas untuk kompor.
“Kita tahu bersama untuk harga LPG 3 kilogram di sini, itu harganya lebih di atas rata-rata sekitar Rp75 ribu pertabungnya. Makanya kami datang di sini ingin membantu, mudah-mudahan ini bisa berdampak besar bagi masyarakat bahwa kotoran sapi itu bisa dimanfaatkan bisa menjadi biogas pengganti gas LPG,”terang Wafa Nida.
Wafa juga mengungkapkan selain melakukan pembuatan biogas di Kecamatan Pinogu, pihaknya juga melalui program Matching Fund telah menghibahkan beberapa peralatan untuk warga Pinogu, yaitu alat untuk pemotongan hewan dan peralatan untuk produksi abon sapi. (MC Bone Bolango/AKP)