:
Oleh MC KAB MANGGARAI BARAT, Senin, 11 Juli 2022 | 17:39 WIB - Redaktur: Kusnadi - 891
Labuan Bajo, InfoPublik - Merayakan Iduladha tahun ini terasa sangat istimewa bagi seluruh umat Muslim di Kabupaten Manggarai Barat NTT. Makna, momen, dan kehangatan suasana baru dari perayaan Iduladha tahun ini sangat menyenangkan
Sekarang benar-benar istimewa berbeda perayaan tahun-tahun sebelumnya. Merayakan iduladha tahun ini rasanya seperti ada di Mekkah saja, ujar salah satu jemaah, Minggu (10/7/2022)
Ribuan umat muslim Labuan Bajo dan Wisatawan melaksanakan salat Iduladha di Kota Tepian Air (watefrontcity) di kawasan kampung ujung Labuan Bajo.
Momen tak terlupakan karena baru pertama kali ribuan umat muslim merayakan salat Idhul kurban atau hari raya akbar di tempat ini. ini menakjubkan sesuatu yang menyenangkan.
"Ini pengalaman pertama karena tahun sebelumnya salat Id di masjid saja," kata salah satu pengurus PHBI Manggarai Barat bangga.
Ia menjelaskan PHBI telah mempersiapkan perhelatan salat hari raya besar ini dengan baik sejak beberapa hari yang lalu, agar pelaksanaan salat Id khusyu dan khitmad.
Tahun 2022 merupakan tahun pertama kalinya umat muslim Manggarai Barat melakasanakan salat Idhuladha yang disebut juga Idhul Kurban di tempat ini.
"Haru dalam satu, berkumpul, saling cerita dengan keluarga, salat bersama-sama. Tidak seperti tahun- tahun sebelumnya, Sekarang kegiatanya sangat luar biasa,terasa sekali, merasakan shalat, benar-benar pengalaman luar biasa. Salat Id di Waterfroncity serasa ada di Kota Suci saja," ujarnya.
Sementara itu, bagi Anwar, wisatawan yang sedang berada di Labuan Bajo, salat Iduladha berjamaah di waterfrontcity adalah ritual penting di setiap perayaan Iduladha
"Sepanjang pengalaman saya yang suka berwisata melaksanakan salat Id itu di masjid atau lapangan berjamaah. Tapi, kali ini di tempat yang sangat indah, di kota tepian air terindah (waterfrontcity) Labuan Bajo yang konon di gadang-gadang menjadi kota tepian terindah di dunia. Menyenangkan sekali. Rasanya itu ada satu elemen penting melaksanakan shalat Id yang sakral. Esensi shalat menjadi sangat bermakna bagi saya," kata Anwar
Hari ini merupakan hari yang istimewa untuk umat Islam di seluruh dunia tidak terkecuali umat Islam di Labuan Bajo Manggarai Barat NTT. Seluruh umat Islam merayakannya dengan penuh khidmat dan suka cita.
Antusiasme terlihat sejak pagi, umat muslim labuan Bajo dengan pakaian rapi dan di kawal aparat kemananan dari TNI-POLRI dan Dinas Perhubungan berbondong-bondong menuju Waterfront City untuk melaksanakan salat Iduladha 1443 H 2022. Tak hanya umat muslim di Labuan Bajo, tampak terlihat juga para wisatawan yang sedang berlibur untuk menunaikan salat Id dan menjadi pengalaman pertama mereka di Waterfront City Labuan Bajo.
"Saudara-saudara kita yang memenuhi panggilan Allah sedang menjalani rangkaian puncak ibadah haji di Makkah, Arafah, Muzdalifah dan Mina. Sedangkan yang tidak melaksanakan haji, disibukkan dengan ritual Iduladha. Salat Iduladha, dilanjutkan ibadah kurban sampai berakhirnya hari Tasyrik," kata Khotib Ustadz Rizal Syukurma
"Untuk saudara-saudara kita yang sedang menjadi tamu Allah, mari kita doakan mudah-mudahan mereka diberikan kesehatan dan kemudahan dalam melaksanakan ibadah haji dengan penuh kekhidmatan dan kesempurnaan. Semoga menjadi haji yang mabrur yang tidak hanya mengantarkan mereka menjadi pribadi yang shaleh tetapi juga muslih. Baik secara individu sekaligus dapat menebarkan kebaikan kepada masyarakatnya," ucapnya
Untuk kita saat sini, Ia berharap semoga momentum Iduladha menjadi sarana perbaikan ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala. Menjadi sarana bagi seorang muslim untuk semakin meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah individual atau sosial, karena inilah tujuan dari Iduladha yang kita jalani setiap tahun.
Kisah kurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam ketika diperintahkan Allah Ta'ala untuk menyembelih Nabi Ismail 'alaihissalam, putra tercinta yang telah lama diimpikan kelahirannya. Perintah ini hanya merupakan ujian dari Allah kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam atas keimanannya. Karena pada akhirnya yang disembelih adalah kambing.
Peristiwa spektakuler itu dinyatakan dalam Al-Qur’an QS As-Shaffat: 102 yang artinya, "Ibrahim berkata: 'Hai anakkku sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu, maka fikirkanlah apa pendapatmu?' Ismail menjawab: 'Wahai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insyaallah Engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar'.” (Selain dua peristiwa ini, ritual kurban terus berlanjut di setiap budaya dan peradaban. Terus berlangsung dilakukan oleh umat manusia walaupun dalam bentuk dan praktik yang berberda-beda. Puncaknya adalah mengorbankan jiwa manusia sebagai persembahan kepada yang dianggap Tuhan yang memiliki kekuatan.
Dahulu masa pra Islam, di Mesir jika air sungai Nil mulai surut, maka penduduk Mesir menggelar upacara mengambil anak gadis untuk dijadikan tumbal agar airnya melimpah. Tradisi seperti ini, juga dikenal oleh masyarakat nusantara seperti yang kita dengar dalam cerita-cerita rakyat nusantara.
Ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam diutus, ada penegasan ajaran kurban yang dilegalkan adalah seperti yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Yakni dengan menyembelih kambing, sapi, atau onta. Sebagaimana Firman Allah Qs. Al-Kautsar: 1-3 yang Artinya, "(1) Sungguh Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. (2) Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri pada Allah). (3) Sungguh orang-orang yang membencimu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah)."
Kemudian kenapa peristiwa Nabi Ibrahim 'alaihissalam yang dijadikan model kurban dalam ajaran Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam? Tentu karena di dalamnya ada hikmah keteladanan yang sangat agung.
Kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam umat Islam dapat belajar bagaimana melakukan ibadah kurban yang baik dan benar. Pelajaran tersebut antara lain di dalam kita beragama, ada suatu keadaan di mana kita harus meninggalkan akal fikiran kita. Mengesampingkan rasionalitas, kemudian beralih pada ketundukan serta kepasrahan total seorang hamba yang rindu untuk mendapat cinta dan sayang dari Tuhannya
Ketika menerima perintah Allah untuk menyembelih putranya, Nabi Ibrahim 'alaihissalam meyakini bahwa perintah itu adalah dogma yang harus harus dilaksanakan secara paripurna. Maka atas dasar keimanannya, Nabi Ibrahim 'alaihissalam siap melaksanakan perintah tersebut.
Rasionalitas di kesampingkan, yang ada hanyalah ketundukan akan perintah Allah. Ini menunjukkan tingginya kualitas keimanan dan ketaqwaan Nabi Ibrahim 'alaihissalam, sehingga sangat pantas beliau mendapat gelar Khalilullah (kekasih Allah).
Belajar dari Nabi Ibrahim 'alaihissalam, maka sudah sepantasnya setiap orang yang berkurban melaksanakannya seperti yang telah di contohkan Nabi Ibrahim 'alaihissalam.
"Segeralah berkurban ketika mampu melaksanakannya. Berkurban atas dasar tunduk dan patuh menjalankan perintah Allah, seraya berharap mendapatkan cinta, kasih dan ridha Allah. Bukan ingin pujian, karena gengsi, atau untuk meningkatkan status sosial," ujar Rizal
Pelajaran kedua, dari Nabi Ibrahim 'alaihissalam bisa kita dapatkan dari pengalihan kurban manusia menjadi seekor kambing. Perintah Allah kepada Nabi Ibrahim 'alaihissalam untuk menyembelih putranya hanya sekedar ujian keimanan, bukan perintah sesungguhnya.
Hal ini sekaligus menjadi kritik sosial dari tradisi tumbal di berbagai budaya dan perabadan. Sejarah kurban Nabi Ibrahim 'alaihissalam mengajarkan kepada kita bahwa kurban dalam Islam adalah ajaran humanis. Untuk menyembah Allah tidak boleh membahayakan diri sendiri, apalagi orang lain.
Dalam hadits riwayat Ibn Abbas radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda yang artinya: "Tidak boleh membahayakan (mengorbankan) orang lain untuk kepentingan pribadi, dan tidak boleh mencegah orang lain mendapat kebaikan."
Dari sinilah, maka seharusnya ajaran kurban menginspirasi setiap muslim untuk tidak hanya shaleh secara ritual, tetapi juga shaleh secara sosial. Menjaga keseimbangan hubungan kepada Allah dan kepada manusia, bahkan pada alam sekitar.
Walaupun dalam kurban ada darah hewan yang dialirkan, namun bukan tujuan atau penilaian utama, karena yang dinilai Allah adalah ketakwaan dari orang-orang yang melaksanakannya. Sebagaimana firman Allah Qs. Al-Hajj: 37 yang artinya "Daging-daging onta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kalianlah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kalian supaya kalian mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik."
Inilah dua pelajaran yang dapat kita petik dari kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Semoga menjadi media yang dapat meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah Ta'ala, serta menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk terus berjihad mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. (Mckabmanggaraibarat/Syarif ab/ Hans - Tim IKP Kominfo Mabar)