:
Oleh MC KOTA PEKALONGAN, Rabu, 12 Januari 2022 | 19:19 WIB - Redaktur: Kusnadi - 255
Kota Pekalongan, InfoPublik - Meraih prestasi gelar Adiwiyata tak hanya sekadar membentuk kebiasaan merawat dan menjaga kebersihan sekolah. Lebih dari itu, Adiwiyata juga mengajak siswa dan warga sekolah lainnya sejak dini untuk sadar lingkungan dan pembentukan karakter. Pembiasaan atas kepedulian lingkungan bisa dimulai dari menciptakan sekolah ramah lingkungan melalui konsep sekolah adiwiyata.
Pembiasaan menjaga lingkungan hidup ini telah diterapkan di sejumlah sekolah di Kota Pekalongan, salah satunya di SD Negeri 1 Kradenan Kota Pekalongan yang telah beberapa kali menyandang predikat Sekolah Adiwiyata baik di tingkat kota maupun provinsi.
Kepala SD Negeri Kradenan 1 Kota Pekalongan melalui Guru TIK setempat, Amin Budi Utomo menjelaskan bahwa, SD Negeri Kradenan 1 sendiri telah memulai Sekolah Adiwiyata sejak tahun 2013 untuk tingkat kota, provinsi dan nasional yang evaluasinya dilakukan setiap tahun. Di tahun ini, sekolah ini masih masuk dalam tingkat Provinsi.
Menurutnya, Sekolah Adiwiyata atau green school adalah tempat belajar yang ingin para siswanya memiliki karakter peduli lingkungan bahkan setelah lulus dari sana. Oleh karena itu, sekolah ini mengintegrasikan tiga prinsip dasar dalam penentuan kurikulumnya, yakni edukatif, partisipatif, dan berkelanjutan.
“Pendidikan karakter peduli lingkungan hidup merupakan program pendidikan untuk membina anak didik agar memiliki pengertian, kesadaran, sikap, dan perilaku yang rasional serta bertanggung jawab terhadap alam dan terlaksananya pembangunan yang berkelanjutan. Program Adiwiyata merupakan suatu bentuk penghargaan yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup. Adiwiyata bukan kompetisi akan tetapi lebih menitik beratkan pada terbentuknya karakter atau perilaku yang peduli dan berbudaya lingkungan secara berkelanjutan,” tutur Amin, Rabu (12/1/2022).
Lebih lanjut, Amin menjelaskan, pelaksanaan program Adiwiyata terdiri dari tim nasional, kabupaten atau kota juga sekolah. Adapun perjalanan Adiwiyata bermula dari penataan sekolah dengan melibatkan seluruh warga sekolah, melakukan sosialisasi Adiwiyata, membentuk Tim Adiwiyata, menerapkan program adiwiyata atau aksi lingkungan serta melakukan monitoring dan evaluasi secara berkesinambungan.
Dalam menerapkan Sekolah Adiwiyata, disampaikan Amin, SD Negeri Kradenan 1 Kota Pekalongan telah melakukan beberapa langkah pembiasaan kepada seluruh warga sekolah khususnya peserta didik dan guru terutama dalam menjaga dan melestarikan lingkungan diantaranya membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah dengan benar baik sampah organik maupun anorganik yang didaur ulang menjadi barang bernilai ekonomi tinggi, hingga pengelolaan bank sampah sekolah.
“Kriteria sekolah Adiwiyata ini biasanya lebih menekankan pembiasaan pemeliharaan lingkungan yang dilakukan oleh seluruh warga sekolah tersebut. Biasanya dari OPD terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup menembusi Dinas Pendidikan melalui sekolah-sekolah. Sekarang sistem penilaiannya menggunakan administrasi semua karena adanya pandemi. Sebelumnya, pada saat itu selain ada kroscek administrasi di masing-masing sekolah, juga dilakukan kroscek lapangan. Target kami di tahun 2022 ini, kami ingin sekolah kami bisa meraih prestasi Sekolah Adiwiyata di tingkat nasional,” tandasnya.(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)