:
Oleh MC Kab Aceh Tengah, Selasa, 15 Desember 2020 | 16:40 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K
Oleh : Fathan Muhammad Taufiq *)
Aceh, Tengah, InfoPublik - Memasuki wilayah Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah, melewati jalan lintas Takengon-Isaq-Blang Kejeren, kita akan melihat deretan kios sederhana yang khusus menjajakan buah nanas yang merupakan komoditi andalan petani di wilayah tersebut. Ada yang menyajikannya dalam bentuk buah segar yang disusun atau ditata bergelantungan agar menarik perhatian pengguna jalan. Ada juga yang menyajikannya dalam bentuk rujak nanas atau yang dikenal dengan ‘poles nanas”, yaitu sajian nanas segar yang sudah dipotong-potong dadu dengan bumbu kacang tanah tumbuk, gula merah dan sedikit cabe.
Bagi para wisatawan yang pernah mengunjungi daerah ini, tentu saja tidak akan melewatkan momen menikmati manis renyahnya nanas Pegasing ini. Punya aroma segar dengan rasa manis alami, nanas Pegasing memang pantas dirindu oleh mereka yang pernah mencicipinya. Wajar saja, tahun 2017 yang lalu, nenas ini pernah menjadi juara kedua dalam Kontes Hortikultura Nusantara yang digelar dalam rangka pelaksanaan even Pekan Nasional (PENAS) XV Petani Nelayan di provinsi Aceh pada tanggal 6 – 11 Mei 2017 yang lalu.
Dalam even tingkat nasional ini, Nanas Pegasing, langsung yang merupakan salah satu komoditi buah unggulan Dataran Tinggi Gayo yang baru pertama kali diikutsertakan dalam kontes tersebut, mampu bersaing dengan nanas dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan nanas Pegasing mampu bersanding dengan nanas dari kabupaten Kuta Kartanegara, Kalimantan Timur yang meraih juara pertama dan menyisihkan nanas dari kabupaten Purworejo, Jawa Tengah yang meraih juara 3.
Sebenarnya nanas Pegasing bukanlan komoditi asli di daerah ini, komoditi ini mulai dikembangkan di daerah ini sekitar tahun 1980an. Siapa yang pertama kali mengembangkan komoditi nanas (Ananas comossus L) di Kecamatan Pegasing ini, tidak ada yang tau persis, tapi komoditi ini sudah mulai dikembangkan oleh para petani di daerah ini sejak tahun 1980an yang lalu.
Konon, menurut penuturan beberapa orang petani, tanaman nanas yang bibitnya berasal dari Bogor ini pertama kali dikembangkan di wilayah Pegasing oleh beberapa orang guru Sekolah Menegah Teknologi (SMT) Pertanian Pegasing (kini berubah menjadi SMK Negeri 2 Takengon) yang kebetulan berasal dari daerah Jawa Barat. Setelah berkembang di komplek SMT Pertanian, kemudian banyak petani yang tertarik untuk menanamnya di lahan milik mereka, masih di wilayah kecamatan Pegasing.
Hamparan lahan dengan jenis tanah gembur berpasir yang banyak terdapat di seputaran desa/kampung Kayu Kul, Kayu Mi, Blang Bebangka, Simpang Kelaping dan beberapa kampung lainnya di kecamatan Pegasing, memang sangat sesuai untuk syarat tumbuh tanaman nanas. Berada pada ketinggian 1.200 meter diatas permukaan laut, wilayah kecamatan Pegasing memang cocok untuk pengembangan komoditi buah berjambul ini. Karena pusat pengembangan nanas ini berada di kecamatan Pegasing, nanas yang berasal dari daerah ini kemudian dikenal dengan nama Nanas Pegasing.
Saat ini luas areal pertanaman nanas di kecamatan Pegasing sekitar 670 hektar, jenis nanas yang ditanam oleh kebanyakan petani adalah jenis Cayyene yang memiliki ciri daun lurus tanpa duri, bentuk buah panjang agak membulat, warna kulit buah hijau kekuningan dengan mata besar, ukuran buah rata-rata besar, rasanya manis segar dan hanya sedikit asam, seratnya halus, berair dan aromanya khas. Nanas Pegasing nyaris berbuah sepanjang musim, sehingga bisa diperoleh kapan saja. Untuk pasar lokal, nanas Pegasing dijajakan di sepanjang jalan utama Takengon – Isaq – Blang Kejeren yang melintasi kawasan Pegasing.
Selain dijajakan dalam bentuk buah bulat/utuh, di tempat ini pembeli juga bisa menikmati langsung segar dan manisnya nanas ini lengkap dengan bumbu kacang dan gula merahnya. Di tempat ini banyak berdiri saung-saung tempat penjualan nanas yang disebut “voles nenas”, pengunjung dapat memilih sendiri nanas yang diinginkannya, kemudian pemilik voles akan membantu mengupas dan menghidangkannya dalam piring lengkap dengan bumbu kacangnya. Dinikmati ditengah teriknya matahari, nanas Pegasing ini terasa “mak nyus” dan menyegarkan, apalagi pengunjung bisa menikmatinya sambil memandang hamparan kebun nanas yang ada di belakang voles ini.
Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, untuk sebuah nanas ukuran besar yang sudah dikupas dan dipotong-potong dadu plus bumbu kacangnya, pengunjung cukup merogoh 20 – 25 ribu rupiah saja dan sudah bisa dinikmati berdua atau bertiga. Sementara untuk buah utuh yang bisa dibawa untuk oleh-oleh, harganya berkisar antara 10 – 15 ribu rupiah per buah, tergantung ukurannya. Buah-buah nanas yang dijajakan disini, rata-rata sudah masak di pohonnya, jadi rasanya dijamin manis.
Di pasar-pasar tradisional di seputaran Kota Takengon, nanas Pegasing juga mudah didapati hampir di semua sudut pasar. Buah nanas yang tidak tertampung di pasar lokal, sebagian besar kemudian dikirim ke luar daerah, terutama kota Banda Aceh dan Medan. Banyaknya kios-kios rujak yang menjamur di sepanjang jalan lintas Banda Aceh – Medan, juga merupakan pangsa pasar bagi nanas Pegasing ini.
Istimewanya lagi, nanas Pegasing ini, karena rasanya sangat manis dan sangat rendah keasamannya, serta nyaris tanpa serat, bisa dimakan kapan saja tanpa harus khawatir sakit perut setelah memakannya. Dimakan pagi atau malam hari, nanas ini tetap nikmat, apalgi dinikmati pada siang atau sore hari saat terik matahari menyengat bumi, tentu terasa lebih menyegarkan.
Penasaran dengan nanas juara ini? Silahkan kunjungi daerah Pegasing di Kabupaten Aceh Tengah, lokasinya tak jauh dari pusat kota Takengon dan sangat mudah diakses dari berbagai arah dengan kondisi infrastruktur jalan yang cukup baik. Pada bulan Maret dan Agustus, di sekitar sentra produksi nanas ini, setiap tahunnya digelar even pacuan kuda tradisional yang sudah menjadi agenda wisata tetap untuk menyambut ulang tahun kota Takengon dan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Jika anda datang pada bulan-bulan tersebut, anda dapat menikmati dua sajian wiasata sekaligus, menyaksikan pacuan kuda tradisional yang unik sekaligus menikmati voles nanas yang menyegarkan.
*)Kasie Layanan Informasi dan Media Komunikasi Publik Dinas Kominfo Kabupaten Aceh Tengah.