Ketua PKK Kubu Raya Kampanyekan CTPS

:


Oleh MC KAB KUBU RAYA, Selasa, 22 Oktober 2019 | 15:47 WIB - Redaktur: Tobari - 367


Kubu Raya, InfoPublik – Kurangnya akses pada air bersih, sarana sanitasi, dan sarana cuci tangan, berakibat munculnya penyakit diare dan penyakit ini tak bisa dipandang remeh.

Karena bisa berujung pada kematian. Namun, penyakit tersebut dapat dikurangi dengan melakukan cuci tangan pakai sabun.

“Di mana menurut penelitian dapat mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare hingga hampir 50%,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kubu Raya Rosalina Muda Mahendrawan.

Hal tersebut, ia kemukakan saat menghadiri kegiatan Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di SD Negeri 07 Kecamatan Sungai Ambawang, Selasa (15/10/2019).

Kampanye Germas dirangkaikan dengan Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS) Tahun 2019 tingkat Kabupaten Kubu Raya.

Rosalina mengatakan, cuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan langkah kecil untuk memulai hidup sehat. Sayangnya, perilaku positif ini kerap dianggap sepele oleh sebagian masyarakat. Padahal kegiatan yang sangat mudah ini dapat melindungi anak-anak dari penyakit diare dan saluran pernapasan.

“Dari sejumlah penelian terhadap penyakit yang menjadi sebab kematian bayi balita, ternyata yang terbanyak adalah diare. Dan setelah diteliti, rupanya hampir 50 persen bisa dicegah dengan cara cuci tangan,” terang Rosalina.

Karena itulah,  setiap tanggal 15 Oktober diperingati sebagai Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS). HCTPS ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 2008 silam.

“Tema HCTPS tahun ini adalah ‘tangan bersih untuk semua’. Sehingga yang menjadi fokus yaitu semua memiliki kesempatan untuk melakukan cuci tangan, termasuk peserta didik di sekolah,” jelasnya.

Rosalina menuturkan, kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir merupakan kegiatan ringan. Dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.

Cuci tangan pakai sabun, menurutnya, dapat dilakukan pihak sekolah dalam menjalankan program UKS. Hal ini sekaligus sebagai bagian dari implementasi penguatan pendidikan karakter.

Karena nilai-nilai inti pendidikan karakter seperti gotong royong, kemandirian, dan integritas dapat diterapkan dalam kegiatan cuci tangan pakai sabun jika dilakukan bersama dan serentak.

Karena itu, Rosalina juga meminta seluruh tim penggerak dan kader PKK desa untuk berperan aktif dalam mengkampanyekan perilaku mencuci tangan memakai sabun.

Ia pun mengajak para orang tua memberikan contoh perilaku tersebut kepada anak-anak dan keluarga.

Begitu pula lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, dan sekolah-sekolah diimbau melakukan kegiatan bersama cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Khususnya setelah melakukan berbagai kegiatan di sekolah.

“Kegiatan cuci tangan pakai sabun dapat dikombinasikan dengan perilaku hidup bersih sehat lainnya. Seperti mengkonsumsi makanan sehat bersama, membersihkan sampah di lingkungan sekolah, memberantas jentik nyamuk, dan kerja bakti bersama warga sekolah,” tambahnya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya Marijan, mengatakan gerakan cuci tangan pakai sabun adalah salah satu wujud budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Dia menyebut pentingnya menekankan upaya promotif dan preventif dalam hal strategi pembangunan bidang kesehatan.

“Inilah yang disebut dengan paradigma sehat. Jadi menitikberatkan pada upaya pencegahan terjadinya penyakit tanpa mengesampingkan juga aspek pengobatan dan seterusnya,” jelasnya.

Marijan mengingatkan, prinsip mencegah lebih baik daripada mengobati sangat penting diterapkan. Karena mencegah penyakit lebih mudah dan murah daripada mengobati. Pencegahan juga dapat dilakukan oleh siapapun.

Ia menuturkan, salah satu program kesehatan yang terus dikampanyekan berbagai pihak adalah gerakan cuci tangan pakai sabun.

“Seluruh dunia melakukan ini. Karena ini bertujuan mencegah terjadinya penularan penyakit baik yang disebabkan oleh bakteri maupun virus yang bisa mengancam kesehatan masyarakat,” ucapnya.

Karena itu, Marijan mengajak semua pihak membudayakan cuci tangan pada keluarga dan lingkungan sekitar.

Sehingga anak sehat, kita sehat, keluarga sehat, dan akhirnya masyarakat sehat. Dan dengan masyarakat hidup sehat maka Indonesia akan kuat.

Salah satu tujuan dari kampanye cuci tangan pakai sabun adalah penurunan angka kematian untuk anak-anak. Di mana lebih dari 5.000 anak balita penderita diare meninggal setiap harinya di seluruh dunia.

Sebagai akibat dari kurangnya akses pada air bersih, fasilitas sanitasi, dan pendidikan kesehatan. Penderitaan dan biaya-biaya yang harus ditanggung karena sakit ternyata dapat dikurangi dengan melakukan perubahan perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun. (MC KubuRaya/ird/toeb)