Petani Kopra Sungai Kakap Mengeluh Harga Sering Berubah

:


Oleh MC KAB KUBU RAYA, Kamis, 26 September 2019 | 11:38 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Kubu Raya, InfoPublik - Petani kopra di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat mengeluhkan harga yang sering berubah, sehingga pendapatan petani tak sebanding dengan upaya yang telah dilakukan.

Kepala Desa Sungai Itik, di Kecamatan Sungai Kakap, Abdurahman menjelaskan, usaha kopra masih banyak dilakukan oleh warga di desanya, dan 70 persen lahan pohon-pohon kelapa masih banyak tumbuh subur dan berbuah, namun suburnya buah pohon kelapa tidaklah sesubur pendapatan dari para petani kopra.

"Pada akhirnya banyak perkebunan buah kelapa menjadi semak belukar karena tidak dirawat," kata Abdurahman, yang ditemui di ruang kerjanya, Rabu (25/9/2019).

Padahal lanjut dia, Kopra atau daging dari buah kelapa yang dikeringkan ini masih menjadi andalan potensi yang berpeluang bagi sebagian warga Kecamatan Sungai Kakap.

Dia menjelaskan, proses yang sederhana dari penurunan buah kelapa hingga pengupasan kulit dan pengeringan menggunakan sinar matahari, masih sering terlihat di sepanjang jalan Dusun Cempaka, Desa Sungai Itik, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.

“Sekarang banyak petani kopra sambilan membuat gula merah dari air legen buah kelapa, karena hasil dari kopra sudah tidak dapat meningkatkan pendapatan. Apalagi harga jualnya kerap berubah, kadang turun kadang naik,” ujarnya.

Perubahan harga jual kopra memang dirasakan bagi petani, salah satunya Bakri (52). Ia menuturkan, harga jual kopra saat ini Rp3.800/kilogram yang sebelumnya sempat turun menjadi Rp3.600/kilogram. Proses menjadi kopra dari buah kelapa juga memerlukan biaya.

“Berat dari satu buah kelapa hitunglah dua ons, dikalikan Rp3.800, apabila menjadi kopra terhitung Rp3.600/kilogram sedangkan penurunan dan pengeringan juga memerlukan biaya,” kata Bakri saat ditemui di lokasi pengupasan kulit buah kelapa.

Dia mengatakan, tahap penyelesaian dari buah kelapa menjadi kopra untuk sebanyak tiga petani kopra masing-masing bisa menyelesaikan 1.000 buah kelapa untuk menjadi kopra dari 3000 buah kelapa masih utuh keadaannya. Banyaknya jumlah buah kelapa karena sudah dipatok oleh para petani kopra untuk menentukan kualitas buah kelapa itu sendiri.

“Khusus buah kelapa tidak ada musim, sudah dipastikan setiap 3-4 bulan buah kelapa itu wajib diturunkan apabila lebih dari waktu itu maka buah akan jelek (hitam) artinya dalam waktu satu tahun bisa empat kali menurunkan buah kelapa dari pohonnya,” terang dia. (ird/MC KubuRaya)