:
Oleh MC KAB KARANGANYAR, Senin, 20 Mei 2019 | 14:03 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 308
Karanganyar, InfoPublik - Makanan olahan maupun kemasan tak layak konsumsi di pasar tradisional maupun modern makin sulit dikenali. Masyarakat atau konsumen untuk selektif dan cerdas memilihnya.Hal itu diketahui, setelah tim Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) dan Satpol PP dan Dinas Perdagangan Perindustrian Koperasi UMKM melakukan inspeksi mendadak ke pasar Tradisional Pasar Palur dan Pasar Modern, Plasa Palur, Senin (20/5/2019)
Informasi yang dihimpun, saat sidak di Pasar Palur ditemukan 38 jenis makanan dan minuman kemasan pabrikan berkondisi kadaluwarsa. Bukan itu saja, tim juga menemukan enam sampel makanan tambahan yang positif mengandung bahan kimia berbahaya jenis formalin, boraks dan rodhamin B. Parahnya lagi, tim mengindikasi praktik penjualan minyak goreng daur ulang.
“Indikasi atau dugaan daur ulang minyak tersebut sudah kami sampaikan ke Lurah Pasar. Kami hanya melakukan pembinaan semoga prilakunya membaik,” papar Kabid Pencegahaan Dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK, Rita Ratna Sari Dewi usai sidak di Pasar Palur, Senin, (20/5/2019)
Selain itu, pantauan tim juga menemukan produk kedaluwarsa dijajakan bercampur dengan produk berkondisi bagus. Dari 38 jenis produk kedaluwarsa itu, kebanyakan makanan kecil kemasan dan susu anak beraneka rasa. Tim menemukan pula penyimpanannya tidak steril dan penataan buruk. “Banyak ditemukan kotoran tikus di wadah dan tempat penyimpanan dagangan. Bahaya sekali kencingnya. Bisa terkena leptospirosis. Produk makanan ditata berdampingan sabun, cairan pembersih dan sebagainya,” ujar Rita ke Kepala Kantor Pasar Palur, Sri Haryani.
Mengenai kandungan racun sampel makanan tambahan, Kasi Kefarmasian Anik Dwiyanti meminta masyarakat ekstra waspada. Sebab, kandungan racunnya dapat memicu kanker di kemudian hari. Mengenai minyak goreng diduga daur ulang, petugas meminta pedagang berhenti menjualnya. “Berubah warna keruh. Itu biasanya yang dibeli penjual gorengan. Harganya Rp 14 ribu per 1,5 kilo. Murah sekali,” kata Anik.
Pedagang makanan kecil kios C5 Pasar Palur, Prapti ditegur tim. Sebab, wanita itu menjual produk makanan dan minuman berkondisi buruk. Selain produk tak tercantum tanggal kedaluwarsa, juga melempem dan berdebu. “Terpaksa tidak saya buang walaupun sudah ED (expired date). Nunggu sales datang mengambil. Sebab, dagangan ini sudah saya bayar semua,”ujarnya.
Sementara itu di Supermarket Giant Palur Plaza, rata-rata produknya bagus. Namun, manajemen tetap diperingatkan. “Ada beberapa kaleng roti dan susu yang penyok. Juga ditemukan nomor dagang palsu di tepung aren. Ada juga karak kemasan berkutu,” tuturnya.
Manager Giant Palur Plaza, Fuad Ari bakal lebih teliti memeriksa dagangannya. Ia meyakini seluruh etika jualan sudah dipenuhi tokonya. “Yang penyok akan diretur. Dicek rutin setiap hari supaya jangan ada yang terlewat. Tentang tepung bernomor dagang fiktif, akan kami minta suplier lebih teliti lagi,” imbuhnya. (mckaranganyar/hery setiawan/eyv)