:
Oleh MC Prov Bangka Belitung, Selasa, 6 Maret 2018 | 18:05 WIB - Redaktur: Noor Yanto - 662
Pangkalpinang, InfoPublik - Budiman Ginting, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengajak kabupaten/kota untuk membuat perbedaan khas pada setiap destinasi wisata yang dimiliki. Karena perbedaan khas tersebut akan membuat wisatawan mau berkunjung dari satu destinasi ke destinasi yang lain.
Hal ini diungkapkannya saat meresmikan pembukaan Forum Koordinasi PD/Lintas PD Perencanaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Babel, di Ren’z Hotel Pangkalpinang, Senin (5/3).
“Orang kalau ke Bali pasti dilanjutkan ke Lombok. Itu karena ada perbedaan antara Bali dan Lombok. Walau pun Bali dengan Lombok itu sangat berdekatan. Kenapa mereka mau ke Lombok, karena beda. Begitu sampai di Lombok, sudah kelihatan perbedaan Bali dan Lombok dan semuanya menarik. Sehingga dua-duanya dikunjungi,” kata Budiman.
Budiman berharap destinasi di Bangka Belitung memiliki perbedaan-perbedaan khas yang menarik sehingga dapat membuat wisatawan betah dan lama di Bangka Belitung.
“Begitu juga dengan Bangka Belitung. Begitu orang sampai di Tanjungpandan, lalu ke objek-objek wisata yang ada, misalnya Tanjung Kelayang, Tanjung Tinggi, pulau-pulau kecilnya, dan lain-lainnya. Itu kan mirip semuanya yang kita tampilkan. Hamparan pantai, alam, dan kuliner. Nah, begitu orang datang ke Pulau Bangka, harus ada yang berbeda di daerah ini selain pantai, karena pantai sudah pasti,” harap Budiman.
Selain itu, Budiman juga mengatakan dua KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) Pariwisata di Pulau Bangka yang saat ini sedang diupayakan memiliki perbedaan khas.
“Kita mendorong dua KEK Pariwisata lagi di Pulau Bangka, yakni Pantai Timur Sungailiat di Bangka dan Tanjung Gunung di Bangka Tengah. Ternyata kedua tempat ini memiliki perbedaan yang khas,” kata Budiman.
Pertama, lanjut Budiman, kalau di Bangka lebih mengarah pada nilai-nilai religi, budaya, dan potensi alam. Sementara di Bangka Tengah lebih mengarah pada pengembangan wisata yang memaparkan kekhasan tropical kita dalam dunia internasional. Jadi kelas marketnya adalah internasional.
Menurut Budiman, perbedaan ini akan memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk berkunjung lebih lama.
“Karena ada perbedaan, maka wisatawan mau mengunjungi destinasi-destinasi wisata itu. Kalau dia sama, sehari saja sudah selesai, habis itu pulang,” kata Budiman.
Forum koordinasi yang diselenggarakan hingga esok hari ini merupakan agenda tahunan untuk menyelaraskan program atau kegiatan yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten/kota dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulaua Bangka Belitung.
Selain Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, sejumlah dinas terlait lainnya juga turut hadir pada kegiatan ini, antara lain Bappeda, Dinas Pendidikan, Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, Bidang Pengembangan Kebudayaan Disbudpar Babel, Bidang Pemasaran Pariwisata Disbudpar Babel, Bidang Destinasi Pariwisata Disbudpar Babel, dan Bidang SDP, Ekraf, dan Kelembagaan Disbudpar Babel.
Pada hari pertama ini juga diisi oleh beberapa nara sumber, antara lain Rivai (Kepala Disbudpar Babel), Sutarjo (Kepala Bidang Analisis Lingkungan Strategis, Asisten Deputi Manajemen Strategis, Kementerian Pariwisata RI), dan Rusdi (Bappeda Babel). (MC ProvBabel/Ernawati/HS/Noor).