Peduli Korban Banjir Cimanuk, Vertical Rescue Indonesia Bangun Jembatan Darurat

:


Oleh MC Kab Garut, Rabu, 5 Oktober 2016 | 11:05 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 439


Garut, InfoPublik - Warga di dua wilayah yang biasa menggunakan rakit untuk bisa sampai ke wilayah tetangganya, sempat “aringgis” jika akan menyebrang. Digunakannya rakit ini oleh warga sekitar ini setelah terputusnya jembatan rawayan akibat terkangan banjir bandang Sungai Cimanuk (20/09) lalu.

Jembatan ini merupakan sarana vital penghubung Kampung Cijambe, Desa Sindanglaya, Kecamatan Karangpawitan dengan Kampung Patrol, Desa Sukaratu, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut.

Sebagai upaya untuk membuat keamanan sementara dalam menyebrang, Tedi Ixdiana dari Vertical Rescue Indonesia, berinisiatif mengumpulkan donasi untuk membangun jembatan darurat, atau jembatan sementara.

“Kami spesialisasinya dengan tali temali. Lalu kami putuskan untuk membangun jembatan di sini. Soalnya jembatan ini sangat vital bagi warga di dua kecamatan,” ujar Tedi disela membangun jembatan darurat di Kampung Cijambe, belum lama ini.

Diungkapkannya, donasi yang terkumpul berupa barang seperti kabel baja dan logistik lainnya. Untum membangun jembatan darurat ini, Vertical Rescue membutuhkan waktu se minggu.“Jembatan sudah bisa digunakan sebagai sarana penyebrangan sementara.“Tuturnya.

Dijelaskannya, kekuatan jembatan darurat itu sebenarnya bisa menahan bebabn sampai 20 orang dewasa. Namun, untuk mengantisipasi keamanan, jembatan darurat itu hanya bisa dilewati maksimal dua orang.

“Dikarenakan ini kondisi darurat jadi hanya bisa dilalui untuk dua orang saja,” ujarnya.Tedi mengatakan, pembangunan jembatan darurat ni dikerjakan oleh enam orang tim Vertical Rescue. Dibantu oleh aparat TNI, komunitas mobil, dan warga sekitar.

“Sebenarnya bisa dikerjakan empat sampai lima hari. Tapi karena kemarin terkendala hujan jadi pembuatannya sampai satu minggu,” katanya..

Dayat (58), warga Cijambe, menuturkan sangat terbantu dengan adanya pembangunan jembatan darurat. Jika harus mengandalkan rakit, cukup menghambat aktivitas.

“Memang ada rakit . akan tetapi kalau airnya lagi besar takut juga. Adanya jembatan darurat sangat membantu walaupun maksimalnya dilewati dua orang,” ungkapnya.

Diharapkannya, jembatan rawayan bantuan dari Swedia itu bisa kembali dibangun. Menurutnya, sudah ada informasi kepada warga jika jembatan rawayan tersebut akan kembali dibangun.

“Katanya orang Swedia akan kembali membangun jembatan di sini. Tapi saya juga belum tahu. Cuma sudah ramai saja banyak warga yang bicara,” ujarnya.(MC.Kab.Garut/Eyv)