Kontribusi Pariwisata Dinilai Belum Maksimal

:


Oleh MC Kabupaten Semarang, Sabtu, 23 Juli 2016 | 05:25 WIB - Redaktur: Tobari - 647


Bandungan, InfoPublik - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih mengemukakan, sektor pariwisata yang selama ini dianggap memberikan sumbangan signifikan terhadap devisa negara dan produk domestik bruto, dinilai masih belum maksimal.

Beberapa temuan oleh komisi X DPR RI saat kunjungan kerja spesifik, menunjukkan kenyataan sebaliknya. Contohnya desa dan kecamatan dimana Candi Borobudur berada justru menjadi yang termiskin di Kabupaten Magelang.

“Seharusnya pariwisata menjadi sarana untuk meningkatkan kesejahteraan warga,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih di sela-sela kunjungan kerja spesifik komisi X DPR RI di obyek wisata Candi Gedong Songo, Desa Candi Kecamatan Bandungan, Jum’at (22/7) sore.

Hadir pula pada acara itu 10 anggota komisi X DPR RI,  Bupati Semarang H Mundjirin, Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah Tri Hartono, dan Kabid Pemasaran Disbudpar Jateng Trenggono.

Menurut Abdul Fikri Faqih, kondisi ironis warga di sekitar destinasi wisata Candi Borobudur itu menunjukkan bahwa ada yang salah dalam regulasi pengaturan pariwisata. Sebab ternyata warga setempat termasuk Pemkab/Pemkot dan Pemprov Jateng hanya menjadi penonton dalam laju usaha pariwisata yang dikelola oleh BUMN itu.

Karena menyangkut keberadaan cagar budaya, Fikri membuka kemungkinan untuk merevisi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang cagar budaya.

“Sangat mendesak dibentuk panitia kerja (panja) destinasi pariwisata untuk mensinergikan rencana induk pengembangan pariwisata Kabupaten/Kota dan Provinsi hingga ke tingkat nasional,” tegasnya.

Banyaknya destinasi pariwisata yang dimiliki Indonesia, lanjutnya, justru membuat para pengelola tidak memiliki fokus pada pengembangan. Sehingga penentuan prioritas pengembangan destinasi pariwisata sangat diperlukan.

Menurutnya, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu andalan dan memberikan harapan besar ditengah suramnya pendapatan nasional. Sebab sektor ini menjadi pendorong ekonomi masyarakat dan bangsa yang tak pernah lekang oleh zaman.

Saat ini pengembangannya dinilai belum maksimal. Fikri mencontohkan dari 16 sub sektor ekonomi kreatif, baru 3 yang dikembangkan.

“Usaha fashion, kuliner dan handicraft yang baru dikembangkan. Masih ada 13 lainnya yang harus dikembangkan. Oleh karena itu, kunjungan kerja spesifik ini bertujuan menemukan rumusan memaksimalkan kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” paparnya.

Sementara itu Bupati Semarang H Mundjirin saat sambutan mengatakan kawasan wisata Candi Gedong Songo menduduki peringkat pertama skala priorias pengembangan destinasi wisata di Kabupaten Semarang.

Tiga lainnya adalah Pemandian Muncul di Banyubiru, Umbul Senjoyo Tengaran, dan Bukit Brawijaya di tepian Rawa Pening Banyubiru. “Tahun 2016 ini dialokasikan dana Rp1,4 miliar untuk mengembangkan kawasan Candi Gedongsongo. Di antaranya untuk pembuatan Giant Letter, Green House, Rumah souvenir dan jalur berkuda,” terangnya.

Pengembangan tujuan wisata ini, kata Mundjirin, dilakukan bekerja sama dengan Perum Perhutani dan BPCB Jawa Tengah. Pada tahap selanjutnya, direncanakan alokasi dana Rp25 miliar untuk melengkapi berbagai fasilitas di lahan seluas kurang lebih 40 hektare ini. (*/junaedi/ph/toeb)