Petani Karet Banyuasin Sumringah Seiring Naiknya Harga Karet

:


Oleh MC Kabupaten Banyuasin, Rabu, 27 April 2016 | 21:09 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Pangkalan Balai, InfoPublik - Petani karet di Kabupaten Banyuasin mulai sumringah sebab sejak beberapa minggu terakhir harga getah karet terus menanjak hingga di angka Rp5.000 per kilogram. Petani sangat bersukur dan berharap harga getah terus stabil dan membaik di kemudian hari.

Seperti diungkapkan petani karet Desa Tanjung Menang, Hendri, Rabu (27/4), bahwa harga getah mulai menunjukan perbaikan, setelah sempat terpuruk sejak akhir 2015 lalu hingga awal tahun 2016.

Kini harga getah hasil sadapan dua hari sekali sudah berkisar Rp5.000-Rp5.300. “Alhamdulillah harganya sudah naik, kami bersyukur mata pencarian petani kembali normal. Dulu kami sempat terseok-seok karena harganya anjlok," ungkapnya.

Dia memprediksi, harga getah akan terus membaik hingga akhir tahun karena kondisi ekonomi saat ini terus mengalami perbaikan. Dengan kembali normal, petani karet di Banyuasin semakin semangat.

Yang sebelumnya petani mengubah profesi kini sudah kembali ke kebun menyadap karet. "Kami sebagai petani jadi semangat lagi, dulu sempat putus asa karena hasil sadapan harganya tidak seberapa. Belum lagi buat bayar utang sana-sini, angsuran bank jadi macet, sehingga bank tidak percaya lagi. Sekarang kami optimisi harga sudah normal," ungkapnya.

Senada petani lain, Santoso warga Desa Regan Agung menuturkan, di desanya kebanyakan petani menjual getah mingguan. Harga mingguan sudah naik, bulan lalu sempat diangka Rp6.000-Rp6.400 kini sudah naik di angka Rp7.400-Rp8.200. Harga mulai membaik sejak 3 minggu terakhir.

"Petani menjual getah ada yang harian, ada juga yang mingguan. Kalau getah dua hari sekarang sudah Rp5.000 lebih. Sedangkan kalau getah mingguan sudah mencapai Rp8.000," ujarnya.

Dikatakannya, semakin lama getah disimpan kadar airnya semakin sedikit sehingga harganya pun akan semakin mahal per kilogramnya. Biasanya hal itu dilakukan oleh pengumpul getah yang biasa beli dari petani.

Kalau petani setiap hari mau makan. Jadi setiap nyadap langsung diangkit (pungut) untuk dijual ke pengumpul. Lumayan kalau dua hari dapat Rp400.000-Rp500.000 per hektare dengan harga sekarang Rp5.000," tuturnya.

Menurutnya, sejak getah mulai membaik banyak masyarakat yang bersukur. Maklum saat getah anjlok, petani beralih, ada jadi tukang ojek, ada juga beralih jadi buruh bangunan. Sekarang petani mulai nyadap lagi. Ada juga yang kembali jadi buruh sadap.

“Bahkan bank maupun koperasi tidak berani kasih pinjaman ke kita. Itu tadi karena takut macet, sekarang mereka mulai berani menawarkan lagi pinjaman karena harga getah sudah normal. Kami berharap harga getah terus membaik kedepan sehingga pemerintah senang petani pun senang," ungkapnya.(mcbanyuasin-312wn/toeb)