:
Oleh Eka Yonavilbia, Senin, 25 April 2016 | 14:59 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 7K
Jakarta, Info Publik - Petugas Pemadam Sukarela atau dikenal dengan Barisan Sukarela Kebakaran (Balakar) akan diubah menjadi Petugas Pembantu Operasional Kebakaran (PPOK). Pengubahan nama ini lantaran adanya resiko pekerjaan yang terlalu tinggi.
“Diubahnya Balakar menjadi PPOK didasarkan atas resiko pekerjaan yang terlalu tinggi dan berbahaya, sehingga hal ini menjadi perhatian kita bahwa ke depannya, Petugas Balakar tidak hanya mendapatkan makan dan minum saja, akan tetapi petugas tersebut akan mendapatkan uang operasional dalam menjalankan tugasnya,” ujar Kepala Seksi Operasi Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat, Muchtar, Senin, (25/4) di kantornya.
Menurutnya, peranan Balakar yang berganti menjadi petugas operasional ditujukan juga untuk menarik antusias agar dapat bergabung serta membantu kekurangan personil di Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Pusat, karena idealnya dalam setiap unit seharusnya 6 orang, namun sekarang ini hanya 3-4 orang saja.
Petugas Balakar berjumlah 254 orang yang diambil dari beberapa kecamatan yang ada di Jakarta Pusat. “Petugas Balakar diambil dari selapan kecamatan yang tentunya didasarkan atas dasar priotas, petugas tersebut diambil dari kawasan yang sering atau rawan kebakaran yang total jumlahnya untuk tahun ini mencapai 254 petugas,” katanya.
Mengenai fasilitas, Pihaknya mengatakan bahwa sudah memiliki fasilitas yang cukup baik dan beroperasi dengan lancar. Fasilitas operasional sudah mencapai 87 unit terdiri atas mobil tangga dan mobil penyelematan (Rescue).
Ke depannya, pihak dari Damkar terus melakukan upaya pencegahan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat baik sosialisasi dan mengembangkan aplikasi bernama Pemadam Kebakaran untuk pengguna android yang dapat diunduh dari playstore.
“Adanya aplikasi Pemadam Kebakaran digunakan agar masyarakat dapat dengan mudah dan cepat dalam memberi informasi ke pihak pemadam kebakaran yang mencakup seluruh wilayah Jakarta,” ujarnya.
Ia berharap, adanya aplikasi tersebut, pihaknya dapat menerima informasi dengan cepat dan masyarakat dapat memberikan informasi selama 24 jam, serta menekan angka respontime secepat mungkin. (Mahasiswa magang / Redoni/Eyv)