Perjamuan Tari II Banjarbaru Bertema Umbrella Of Sasirangan

:


Oleh MC Kalsel, Selasa, 12 April 2016 | 12:33 WIB - Redaktur: Tobari - 431


Banjarbaru, InfoPublik - Perjamuan Tari II akan digelar pada Jum’at (15/4) pukul 20.30 Wita di Panggung Bundar Mingguraya, Banjarbaru, dengan mengangkat tema “Umbrella of Sasirangan”.

Sasirangan menjadi inspirasi tema kali ini, sebagai sebuah warisan budaya tak benda yang sudah ditetapkan pemerintah RI dari Kalimantan Selatan yang berkarakteristik ramah lingkungan, unik, dan bernilai luhur.

Sudah sekian generasi masyarakat Banjar melestarikannya, sehingga sasirangan menjadi ikon budaya serta bagian identitas khas Kalimantan Selatan. Sasirangan hadir dalam berbagai bentuk dan fungsi yang semakin inovatif di masa kini.

“Namun, tetap memerlukan dukungan dari berbagai pihak masyarakat, agar terjaga eksistensinya di masa mendatang,” kata koreografer tari kontemporer Gita Kinanthi Purnama Azhri, di Banjarbaru, Selasa (12/4).

Berdasarkan hal tersebut tim penyelenggara merangkum dalam sebuah tema “Umbrella Of Sasirangan” yang menggambarkan Sasirangan sebagai aset budaya Kalimantan Selatan, memerlukan daya lindung dari berbagai pihak, baik dalam hal kebijakan muapun keberpihakan masyarakatnya. 

Mengangkat nilai sasirangan di tengah masyarakat dalam kemasan karya tari sekaligus diskusi tentang karya tari tersebut bersama Drs Sirajul Huda.

Perjamuan Tari II akan menampilkan berbagai karya inovatif berakar tradisi lokal, misalnya salah satu mahasiswi program pendidikan Seni Tari STKIP PGRI Banjarmasin kampus II Banjarbaru Norhidayah, akan menampilkan karya tarinya dengan judul “Menyirang”.

Sementara Excelsior Dance Project Banua akan menampilkan “Naga Balimbur”. Kemeriahan acara ini juga didukung oleh Sanggar Kamilau Intan Martapura.

Menurut Gita, Perjamuan Tari (PT) merupakan kegiatan seni budaya dalam bentuk pergelaran tari dan diskusi karya tari yang diselenggarakan rutin sebanyak  dua bulan sekali di Panggung Bundar Mingguraya Banjarbaru.

“Kegiatan ini merupakan inisiasi dan militansi dalam dunia seni tari di Banjarbaru yang diselenggarakan oleh beberapa seniman dan didukung Dewan Kesenian Kota Banjarmasin dan Akademi Bangku Panjang Mingguraya,” jelasnya.

Bertujuan guna sosialisasi perkembangan dunia tari di kota Banjarbaru dan sekitarnya, menciptakan ruang ekspresi serta apresiasi publik, pembentukan ruang studi kreatif, dan ajang silaturahmi bagi masyarakat Kalimantan Selatan umumnya. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan bersifat partisipatif.

Kegiatan PT pertama telah dilaksanakan pada 12 Februari 2016 dan disambut hangat oleh masyarakat. Kehadiran beberapa undangan membalut suksesnya acara bertajuk “Gerak Tubuh Jatuh Cinta”.

Tampak hadir Walikota Kota Banjarbaru Terpilih Nadjmi Adhani dan Kepala Disbudparpora  Dra Lesa Fahriania, MM beserta para Nanang Galuh 2016. Beberapa UKM dan sanggar seni pun berhadir, misalnya HIMA Sendratasik Unlam Banjarmasin, Sanggar Titian Barantai (STB) Uniska, dan Sanggar Bahana IAIN Antasari Banjarmasin.

Lebih dari 5 pengisi acara mengikuti diskusi tari  bersama pembicara Drs Sirajul Huda. Tak heran, masing-masing mengaku bahwa pengalaman mengikuti Perjamuan Tari adalah kali pertama untuk berkarya tari dan diikuti diskusi tari langsung di depan publik.

Mereka merasa bahwa seni budaya di Kalsel khususnya seni tari di Banjarbaru masih sangat perlu dukungan dari berbagai pihak, dan acara ini menjadi salah satu ruang yang berpotensi untuk kemajuan seni tari di Banjarbaru khususnya.

Acara ini terbuka untuk umum dan mengundang seluruh Masyarakat. Rilis ini sekaligus sebagai undangan untuk semua. Harapan kami adalah kegiatan ini mampu menjadi mediator sehingga terjadi militansi atau pergerakan seni tari.

Sehingga kelak masyarakat Banjarbaru dan sekitarnya  memiliki peran dalam perkembangan dan kemajuan seni tari masa kini. “Selain itu, mampu memberikan efek pada kemajuan daya cipta dan daya apresiasi terhadap seni budaya lokal Kalsel,” kata Gita.  (wln/toeb)