:
Oleh MC Kabupaten Banyuasin, Selasa, 12 April 2016 | 10:16 WIB - Redaktur: Tobari - 2K
Pangkalan Balai, InfoPublik - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Banyuasin bersama pengrajin lokal telah meluncurkan kreasi motif Batik Khas Kabupaten Banyuasin, untuk dijadikan khasanah seni budaya asi dari Bumi Sedulang Setudung.
Untuk itu, Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian SH memerintahkan kepada seluruh pegawai negeri sipil (PNS) dan tenaga honorer di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuasin agar mengenakan batik khas Banyuasin setiap Kamis dan Jum’at.
Dikatakan Yan Anton Ferdian, batik khas Banyuasin yang coraknya diambil dari kekayaan alam dan budaya masyarakat Banyuasin ini, merupakan pakaian resmi bagi abdi Negara yang bernaung di Pemkab Banyuasin.
"Mulai dari Bupati, Wakil Bupati, Sekda, bahkan seluruh pejabat, PNS dan honorer wajib mengenakannya setiap Kamis dan Jum’at. Kenapa sampai dua hari, inilah wujud kecintaan dan kebanggaan kita terhadap seni batik asli kreasi tangan-tangan seniman terampil dari Banyuasin," tegasnya.
Baju batik khas Banyuasin ini nantinya juga dikenakan oleh seluruh siswa sekolah mulai dari tingkat dasar sampai SMA sederajat. "Kedepannya, saya berharap agar para pejabat pemerintah dan non-pemerintah, serta masyarakat Banyuasin, dapat ikut mempromosikan dengan mengenakan batik ini dalam berbagai kesempatan," anjurnya.
Terlebih lagi, corak batik khas Kabupaten Banyuasin ini telah dipatenkan Balai Besar Batik Indonesia di Yogyakarta, dan mulai dikembangkan oleh pengrajin batik tulis di bumi Sedulang Setudung.
Saat ini, batik Banyuasin bukan hanya pengambaran dari lambang dan ciri khas daerah, tapi diharapkan mampu memberikan lapangan kerja baru, guna mendongkrak perekonomian masyarakat dan mengangkat nama daerah di tingkat nasional bahkan internasional.
"Batik ini asli buatan putra daerah, mulai dari desain awal, proses pembatikan sampai siap pakai. Hal ini mesti dikembangkan, dengan menggalakan industri batik Banyuasin dan didukung oleh masyarakat yang ada di Banyuasin," jelas bupati.
Apalagi Banyuasin sudah memiliki sumber daya manusia yang keterampilannya tidak kalah dengan pembatik dari daerah lain. Meski batik Banyuasin ini tergolong baru, namun dengan potensi yang dimiliki diharapkan mampu bersaing dan meramaikan blantika batik Indonesia.
"Dengan ketekunan, inovasi dan kreativitas, saya yakin Banyuasin mampu menjadi yang terdepan dan berdaya saing mandiri untuk kemajuan masyarakat Banyuasin," katanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Banyuasin Vinita Citra Karini menambahkan, kecintaan, kebanggan dan turut melestarikan batik khas Banyuasin bukan hanya tugas dan tanggungjawab pemerintah, melainkan seluruh elemen masyarakat yang ada. Batik merupakan kebudayaan yang tidak hanya dimiliki salah satu daerah saja di nusantara.
Hampir semua wilayah memiliki corak khas nya sendiri-sendiri yang kemudian disebut dengan batik lokal atau batik daerah, termasuk yang dimiliki Kabupaten Banyuasin. "Kalau bukan kita siapa lagi, kalau tidak dimulai dari sekarang kapan lagi," anjurnya.
Apalagi, batik merupakan budaya khas bangsa yang diakui UNESCO sebagai warisan dunia sejak 2 Oktober 2009 lalu. "Sebagai pewaris budaya, seluruh masyarakat Banyuasin khususnya para generasi muda perlu mengenal, memahami, menghayati, dan mencintai budaya itu sendiri dalam hal ini batik khas Banyuasin," tuturnya.
Putri Sriwijaya 2002 ini optimis, kedepan tidak hanya masyarakat Banyuasin yang bangga mengenakan batik khas Banyuasin, tetapi seluruh masyarakat di Indonesia bahkan dunia.
"Bagaimana tidak, dunia saja sudah mengakui kalau batik merupakan salah satu warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Bahkan sekarang, setiap tanggal 2 Oktober bangsa Indonesia merayakannya sebagai hari batik nasional," ujarnya. (info/mc banyuasin/toeb)