- Oleh Wandi
- Sabtu, 22 Maret 2025 | 21:28 WIB
© 2023 - Portal Berita InfoPublik.
: Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Abu Rokhmad (tengahberbaju batik)./Foto Istimewa/InfoPublik
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Agama (Kemenag) akan memberangkatkan 1.000 dai dan daiyah ke wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) selama Ramadhan 2025. Program itu bertujuan untuk memperkuat syiar Islam, meningkatkan literasi keagamaan, serta memberikan bimbingan bagi masyarakat Muslim di daerah dengan akses terbatas terhadap pendakwah.
"Melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, kami ingin memastikan masyarakat (Muslim) di wilayah 3T mendapatkan bimbingan keagamaan yang memadai selama Ramadhan," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Abu Rokhmad di Jakarta, Rabu (26/2/2025).
Abu Rokhmad mengatakan, program ini bertujuan memperkuat syiar Islam dan meningkatkan literasi keagamaan di daerah yang minim akses terhadap pendakwah. Program ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memberi layanan keagamaan yang merata.
Ia menjelaskan, Kemenag menggandeng mitra strategis yang terlibat dalam program ini, yaitu Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Lembaga Filantropi Islam, perbankan syariah, hingga Ma’had Aly.
Menurutnya, kolaborasi ini untuk mendukung berbagai aspek operasional dan logistik, termasuk pelatihan, transportasi, serta penyediaan kebutuhan selama dai bertugas.
"Melalui program ini kami ingin memberikan manfaat ganda, tidak hanya dalam aspek spiritual, tetapi juga penguatan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, hingga pengentasan kemiskinan di daerah 3T," kata dia.
Pelaksana Tugas (Plt) Subdirektorat Dakwah dan Hari Besar Islam Kemenag, Subhan Nur, mengatakan program pengiriman dai sudah berjalan sejak 2022 dengan jumlah dai yang meningkat setiap tahun.
Pada 2022, sebanyak delapan dai dikirim, meningkat menjadi 50 dai pada 2023, dan 500 dai pada 2024. Untuk 2025, Kemenag menargetkan pengiriman 1.000 dai ke-198 wilayah 3T di 38 provinsi, termasuk wilayah perbatasan dan daerah dengan populasi Muslim kecil.
Para dai dan daiyah yang akan diberangkatkan harus mengikuti pelatihan intensif terkait metode dakwah, keterampilan komunikasi, dan adaptasi budaya. Selain itu, mereka juga dibekali dengan pengetahuan ekonomi syariah untuk membantu pemberdayaan ekonomi lokal.
Dijelaskan Subhan bahwa beberapa persyaratan secara umum yang harus dipenuhi adalah laki-laki/wanita usia 25-40 tahun, bisa membaca Al Quran dengan baik dan hafal minimal 2 Juz, serta memahami kitab turats/kitab kuning.