- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Rabu, 18 Desember 2024 | 18:05 WIB
: Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di era digital, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pengembangan Pembelajaran Artificial Intelligence (AI) dan Coding di jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK) (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Rabu, 18 Desember 2024 | 18:08 WIB - Redaktur: Untung S - 109
Jakarta, InfoPublik – Dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di era digital, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengadakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) tentang Pengembangan Pembelajaran Artificial Intelligence (AI) dan Coding di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Acara itu berlangsung pada 16-18 Desember 2024 di Jakarta, bertujuan untuk memperkuat pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di Indonesia.
Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq, menekankan bahwa AI dan coding bukan hanya soal keterampilan teknis, tetapi juga pengembangan soft skill yang esensial.
“Yang paling penting adalah membekali siswa dengan kemampuan berpikir kritis dan tekun. Ini membantu mereka mencari solusi dari berbagai persoalan dengan lebih efektif dan efisien,” ujar Fajar dalam keterangan resmi, Rabu (18/12/2024).
Fajar juga menyoroti pentingnya kewarganegaraan digital sebagai kemampuan untuk menggunakan teknologi secara etis, aman, dan bertanggung jawab. Pendidikan, menurutnya, harus memastikan siswa mampu menjadi pengendali teknologi, bukan sebaliknya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menambahkan bahwa AI dan coding adalah alat untuk membantu siswa menguasai kompetensi abad ke-21, seperti berpikir kritis, memecahkan masalah, kreativitas, dan kolaborasi.
“AI dan coding bukanlah tujuan akhir, melainkan alat untuk mendukung siswa dalam menghadapi dunia yang terus berubah,” ungkap Tatang.
Sebagai langkah konkret, pemerintah mencanangkan program memasukkan AI dan coding sebagai bagian dari kurikulum di semua jenjang pendidikan, termasuk SMK. Untuk mendukung implementasi ini, penyelarasan kurikulum menjadi prioritas utama.
DKT ini dihadiri oleh 50 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Balai Besar/Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi, Praktisi dan tenaga ahli di bidang AI dan coding, Akademisi dengan fokus pendidikan digital.
Peserta diharapkan dapat merumuskan strategi dan langkah konkret untuk mengintegrasikan AI dan coding ke dalam pembelajaran SMK secara efektif.
Kemendikdasmen berharap generasi muda Indonesia dapat menguasai keterampilan yang relevan di era digital, sekaligus menjadi pemimpin masa depan yang bertanggung jawab, berintegritas, dan bijaksana dalam memanfaatkan teknologi.
"Melalui pendidikan berbasis AI dan coding, kita menciptakan generasi muda yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi secara positif di masa depan," ujar Tatang.