Jumlah Dokter Spesialis WNI Lulusan Luar Negeri Ikut Program Adaptasi Diminta Ditingkatkan

: Menkes Budi Gunadi Sadikin/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Rabu, 18 Desember 2024 | 08:32 WIB - Redaktur: Untung S - 50


Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menginginkan lebih banyak lagi dokter spesialis warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri kembali ke Tanah Air.

Hal tersebut disampaikan saat menyerahkan Surat Tanda Registrasi (STR) Seumur Hidup kepada dokter spesialis Warga Negara Indonesia (WNI) lulusan luar negeri yang telah berhasil menyelesaikan program adaptasi.

Untuk mencapai target tersebut, Menkes Budi meminta Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan (Ditjen Nakes) sebagai pengampu program untuk meningkatkan program adaptasi dokter spesialis WNI lulusan luar negeri menjadi lebih cepat dan transparan.

“Begitu ini sudah ada yang selesai, harus terus ada perbaikan,” kata Menkes Budi melalui keterangan resminya Selasa (17/12/2024).

Lanjutnya, hingga Desember 2024 terdapat 77 pemohon program adaptasi dokter spesialis yang berasal dari 11 negara yaitu Jerman, Filipina, China, Malaysia, Nepal, Rusia, Ukraina, Jepang, Thailand, Belanda, dan Inggris.

Dari jumlah tersebut, 32 dokter spesialis WNI lulusan luar negeri telah ditempatkan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) secara merata diberbagai daerah di Indonesia.

Namun dari hasil evaluasi yang dilakukan Ditjen Nakes, sebanyak 17 dokter spesialis lulusan luar negeri dinyatakan belum memiliki kompetensi sesuai standar nasional dan sedang mengikuti penambahan kompetensi di sembilan rumah sakit pendidikan.

Kemudian, delapan pemohon mengundurkan diri, 16 lainnya ditolak, dan tujuh dokter spesialis dinyatakan telah selesai melakukan adaptasi di fasyankes serta berhak mendapatkan surat selesai adaptasi serta STR Seumur Hidup.

Menkes Budi menekankan Ditjen Nakes harus secara terbuka menjelaskan, baik kepada individu maupun publik, mengenai alasan dokter-dokter ditolak.

Begitu pula dengan pemohon yang mengundurkan diri, Ditjen Nakes harus mencari tahu alasan pemohon tidak melanjutkan program ini.

“Saya dengar mereka banyak ditolak karena ambil spesialisnya master degree, bukan pelatihan. Itu mesti dijelaskan. Lalu, yang mengundurkan diri harus ditanya kenapa mundur, jangan-jangan kelamaan proses kita,” kata Menkes Budi.

Ia juga menekankan agar program adaptasi dokter spesialis WNI lulusan luar negeri dipermudah sehingga proses pendaftaran menjadi lebih cepat.

Menkes Budi juga mendorong agar program adaptasi dokter spesialis WNI lulusan luar negeri diperluas hingga subspesialis. Ia ingin program baru ini segera dibuka.

Untuk menarik minat para dokter spesialis dan subspesialis, Menkes Budi secara khusus meminta dokter spesialis WNI lulusan luar negeri yang telah menyelesaikan program adaptasi membantu pemerintah untuk menyosialisasikan program ini diberbagai platform, terutama media sosial.

“Sosialisasikan ini lebih banyak ke teman-teman di luar bahwa prosesnya lebih mudah dan berikan kita feedback kalau ada apa-apa. Kita ingin lebih banyak diaspora di luar tahu, sehingga mereka bisa balik,” pinta Menkes Budi.

Program adaptasi dokter spesialis WNI lulusan luar negeri merupakan bagian dari Transformasi SDM Kesehatan untuk mendukung pemerataan layanan kesehatan spesialistik di Indonesia.

Proses adaptasi ini bertujuan untuk memastikan penilaian dan penyesuaian kemampuan dokter spesialis terhadap standar kompetensi nasional, serta penyesuaian perilaku profesional sesuai dengan sistem kesehatan Indonesia.

Program ini juga menjadi salah satu upaya percepatan pemenuhan kebutuhan tenaga medis spesialistik di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, terutama di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Rabu, 18 Desember 2024 | 08:40 WIB
Menko PM Perkuat Program Pemberdayaan Masyarakat
  • Oleh Putri
  • Selasa, 17 Desember 2024 | 20:09 WIB
Menko PM Tegaskan Komitmen Pemerintah Perkuat Penanganan Kemiskinan
  • Oleh Putri
  • Selasa, 17 Desember 2024 | 20:05 WIB
Program MBG Jadi Cara untuk Entaskan Kemiskinan