Menag dan Deputi Gubernur Senior BI Bahas Kolaborasi Penguatan Ekonomi Syariah

: Menag dan Deputi Gubernur Senior BI Bahas Kolaborasi Penguatan Ekonomi Syariah./Foto Istimewa/Humas Kemenag


Oleh Wandi, Senin, 16 Desember 2024 | 22:47 WIB - Redaktur: Untung S - 63


Jakarta, InfoPublik - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menerima kunjungan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (DGS), Destry Damayanti, bersama jajarannya di Kantor Pusat Kementerian Agama, Jakarta. Kunjungan ini bertujuan mempererat sinergi antara Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Agama (Kemenag) dalam mendukung program ekonomi syariah.

Menag Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa Indonesia harus bergerak cepat agar tidak tertinggal dari negara lain dalam memajukan ekonomi syariah. "Kita harus sadar, saingan kita adalah negara-negara tetangga. Kita harus proaktif, kalau kita lambat, kita akan dilampaui,” kata Menag Nasaruddin, Senin (16/11/2024).

“Contohnya, dalam pengelolaan kurban dan wakaf, banyak potensi yang belum kita optimalkan," tambahnya.

Menag Nasaruddin menyoroti besarnya potensi ekonomi dari penyelenggaraan kurban setiap tahun. "Bayangkan, jika 60 persen umat Islam Indonesia berkurban, berapa juta kambing dan sapi yang bisa kita manfaatkan. Selain mendukung peternak lokal, kita juga bisa mengolah dagingnya untuk kebutuhan santri dan masyarakat miskin," ungkapnya.

Kemenag dan BI berkomitmen untuk segera merealisasikan rencana kolaborasi ini dengan menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS). "Kita harus memastikan bahwa semua langkah ini berdampak langsung pada umat," ujar Menteri Nasaruddin menutup pertemuan.

Dalam pertemuan tersebut, DGS Destry menyampaikan apresiasinya atas kontribusi Kemenag dalam mendukung program ekonomi syariah BI “Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa memperkuat kelembagaan ekonomi syariah berbasis pesantren dan mendorong inovasi pengelolaan ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) secara terintegrasi,” katanya.

Deputi Destry menambahkan bahwa inisiatif seperti ini akan memiliki dampak ekonomi yang besar. "Efeknya luar biasa, dari sisi gizi masyarakat hingga peningkatan daya saing peternak lokal. Ini adalah contoh nyata multiplier effect dari program ekonomi syariah," ujarnya.

Pertemuan itu membahas empat area potensial yang akan menjadi fokus kolaborasi ke depan, yaitu penguatan kelembagaan dan ekosistem rantai nilai halal berbasis pesantren, pengelolaan platform dan database ZISWAF terintegrasi nasional, implementasi model binsis Indonesia Special Mission Vehicle (ISMV) untuk mendorong potensi wakaf produktif nasional, dan kolaborasi pemanfaatan potensi ekonomi pada pelaksanaan haji dan umroh.

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wandi
  • Jumat, 13 Desember 2024 | 19:30 WIB
Indonesia-Sudan Perkuat Kerja Sama
  • Oleh MC PROV ACEH
  • Sabtu, 7 Desember 2024 | 23:28 WIB
Potensi Zakat di Kabupaten Simeulue Capai Rp70 Miliar per Tahun