Fadli Zon: Budaya Indonesia Adalah Kekayaan Nasional yang tak Ternilai

: Menteri Kebudayaan Fadli Zon (Foto: Dok Kemenbud)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 16 Desember 2024 | 17:41 WIB - Redaktur: Untung S - 101


Bandung, InfoPublik – Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, menegaskan pentingnya budaya sebagai aset tak ternilai bagi Indonesia, lebih bernilai daripada sumber daya alam seperti emas dan nikel. Menurutnya, budaya adalah kekayaan nasional yang harus dijaga dan dilestarikan untuk memperkuat identitas bangsa dalam era globalisasi.

"Sejarah adalah fondasi pembangunan bangsa. Ia bukan hanya berfungsi sebagai pijakan kita di masa lalu, tetapi juga sebagai alat untuk menjaga identitas kita di tengah tantangan globalisasi," ujar Fadli Zon dalam sambutannya di Seminar dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) 2024, yang digelar pada Senin (16/12/2024).

Seminar yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan RI bekerja sama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini menghadirkan lebih dari 90 pemakalah dari berbagai universitas yang mempresentasikan hasil riset mereka terkait sejarah dan pemajuan kebudayaan. Acara ini juga menjadi ajang diskusi tentang tantangan yang dihadapi dunia kebudayaan Indonesia saat ini, termasuk digitalisasi dan perlindungan warisan budaya.

Dalam seminar tersebut, Menteri Fadli Zon mengungkapkan beberapa tantangan utama yang dihadapi dalam digitalisasi kebudayaan. Ia juga menekankan pentingnya registrasi ekspresi budaya Indonesia agar dapat diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO. Menurutnya, langkah ini tidak hanya penting untuk melestarikan budaya, tetapi juga untuk memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke dunia internasional.

Fadli Zon juga mengajak para peserta seminar untuk memanfaatkan film sejarah sebagai salah satu sarana untuk edukasi dan diplomasi budaya. "Kita perlu membuat film-film sejarah baru yang memiliki kualitas setara dengan film Gandhi, baik itu tentang peristiwa sejarah besar maupun biografi tokoh-tokoh nasional seperti Mohammad Hatta," ungkapnya.

Sebagai langkah awal, Fadli Zon mengusulkan untuk mengadakan lomba penulisan skenario film sejarah yang ditujukan bagi generasi muda. "Kekuatan sebuah film terletak pada skenarionya. Untuk itu, diperlukan riset yang mendalam dan kerja sama yang erat antara para penulis skenario dan sejarawan," tambahnya.

Melalui lomba ini, Fadli berharap generasi muda dapat lebih terlibat dalam pengembangan film sejarah yang dapat memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan dan memperkaya pemahaman tentang sejarah Indonesia.

Dalam upaya lebih lanjut untuk mengoptimalkan potensi budaya Indonesia sebagai soft power, Kementerian Kebudayaan berencana untuk membentuk Direktorat Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan. Fadli Zon menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, baik dari kalangan akademisi, sejarawan, dan lembaga budaya, untuk menyusun strategi dalam reinventing dan rewriting posisi budaya Indonesia di dunia.

"Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama memperkuat dan mempromosikan budaya Indonesia, berbasis bukti dan riset yang mendalam, agar Indonesia bisa semakin dikenal di dunia internasional," ujar Fadli Zon.

Prof. Dr. Agus Mulyana, Dekan FPIPS UPI sekaligus Ketua MSI, menyampaikan bahwa Rakernas MSI 2024 kali ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta, termasuk perwakilan MSI cabang dari seluruh Indonesia, Asosiasi Guru Sejarah Indonesia, dan mahasiswa. Rakernas ini menjadi momentum strategis untuk merumuskan langkah-langkah dalam memajukan sejarah sebagai bagian penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

"Komitmen MSI untuk terus memperingati Hari Sejarah Nasional sangat penting. Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah peluncuran karya monumental, seperti Buku Sejarah Nasional dan Indonesia dalam Arus Sejarah," kata Agus Mulyana.

Seminar dan Rakernas MSI ini dihadiri dengan antusiasme tinggi oleh berbagai komunitas, termasuk sejarawan, akademisi, dan mahasiswa. Diskusi yang berlangsung di acara ini meneguhkan posisi sejarah sebagai pilar utama dalam memperkuat budaya dan identitas bangsa Indonesia.

Acara itu juga membuka peluang bagi masyarakat luas untuk lebih mengenal dan menghargai warisan budaya Indonesia, sekaligus memperkokoh semangat nasionalisme dalam mempersiapkan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Minggu, 15 Desember 2024 | 18:16 WIB
Pusdatin Kementerian Kebudayaan Resmi Berdiri di Tangerang Selatan
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Minggu, 15 Desember 2024 | 18:05 WIB
Warisan Budaya Indonesia Kembali Pulang: 6 ODCB Diserahterimakan secara Resmi
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 13 November 2024 | 16:04 WIB
Kementerian Kebudayaan Hadir untuk Jadikan Indonesia Ibu Kota Budaya Dunia
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 22 Oktober 2024 | 07:05 WIB
Nadiem Makarim Resmi Serahkan Tugas Kemendikbudristek kepada Tiga Menteri Baru