- Oleh Eko Budiono
- Senin, 2 Desember 2024 | 10:38 WIB
: Petugas melayani warga yang akan mengambil jatah beras bansos program Cadangan Pangan Pemerintah di Kantor Pos Dumai, Riau, Selasa (29/10/2024). Kantor pos tersebut mendistribusikan beras premium sebanyak 10 kg per keluarga kepada 14.814 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di daerah itu untuk kebutuhan pangan bulan Agustus, Oktober dan Desember pada penyaluran bansos beras tahap kedua tahun 2024. ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/aww.
Oleh Eko Budiono, Senin, 2 Desember 2024 | 10:22 WIB - Redaktur: Untung S - 89
Jakarta, InfoPublik - Menteri Sosial (Mensos) Saefullah Yusuf mengatakan, bahwa pemerintah sedang mematangkan data penerima bantuan sosial (Bansos), agar program-program yang digulirkan tepat sasaran.
Hal tersebut disampaikan Saefullah yang akrab disapa Gus Ipul, melalui keterangan resmi, Minggu (1/12/2024).
"Kita sedang mematangkan data. Datanya nanti kalau sudah selesai pasti akan disampaikan kepada publik siapa saja yang berhak mendapatkan dukungan dari pemerintah dan siapa yang tidak," ujar Gus Ipul.
Pernyataan Gus Ipul tersebut menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko Pemmas) Muhaimin Iskandar, soal rencana pemberian bantuan bagi masyarakat kelas menengah yang terdampak kenaikan PPN.
Menanggapi hal tersebut, Gus Ipul menegaskan tidak bisa langsung menetapkan siapa-siapa saja yang berhak mendapatkan bantuan.
Penerima bantuan harus benar-benar sesuai data yang saat ini tengah disusun Badan Pusat Statistik (BPS).
"Jadi kita tidak bisa hanya berdasarkan bayangan kita, angan-angan kita tapi benar-benar berdasarkan data. Nah datanya ini sekarang sedang digodok oleh BPS," kata Gus Ipul.
Gus Ipul tak ingin berandai-andai soal pemberian bantuan sosial bagi kelas menengah tersebut. Kemensos akan bekerja sesuai data serta menunggu arahan terkait wacana itu.
"Sabar dulu ya. Ya, saya belum berani berandai-andai. Tapi yang jelas kita pastikan datanya dulu setelah itu baru kita susun intervensi," kata dia.
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta mengurangi angka kemiskinan, kata dia, setiap kementerian/lembaga memiliki program masing-masing.
Nantinya, ketika sudah ada Satu Data Tunggal yang disusun BPS maka setiap program dapat dielaborasikan di setiap kementerian atau lembaga.
"Nanti ada ukuran-ukurannya, siapa yang masuk kelas menengah turun dan mana yang dari bawah naik kelas. Kan ada yang turun kelas, ada yang naik kelas. Jadi dinamis sekali data itu," katanya.