- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Sabtu, 30 November 2024 | 04:34 WIB
: Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Badan Pusat Statistik (BPS), Ali Said, dalam Bincang Santai dengan Media terkait “Kondisi Tenaga Kerja Lulusan Pendidikan Vokasi di Indonesia” (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Sabtu, 30 November 2024 | 04:20 WIB - Redaktur: Untung S - 81
Jakarta, InfoPublik – Transformasi pendidikan vokasi yang semakin berorientasi pada kebutuhan industri dan pasar kerja mulai menunjukkan hasil yang positif. Keselarasan antara kurikulum pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja telah memengaruhi kondisi kebekerjaan lulusan vokasi, yang terlihat semakin membaik dalam beberapa tahun terakhir.
Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Badan Pusat Statistik (BPS), Ali Said, dalam acara Bincang Santai dengan Media yang bertema “Kondisi Tenaga Kerja Lulusan Pendidikan Vokasi di Indonesia” pada Jumat (29/11/2024), menyatakan bahwa meskipun masih ada tantangan, sejumlah indikator kebekerjaan menunjukkan tren positif. Tren ini terlihat baik pada lulusan perguruan tinggi vokasi (PTV) maupun lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK).
“Kondisi kebekerjaan lulusan vokasi terutama dari perguruan tinggi vokasi menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Kontribusi lulusan SMK dan PTV dalam pasar kerja juga terbilang signifikan jika dilihat dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Bahkan, bagi lulusan SMK, angka partisipasi mereka meningkat signifikan dari 2022 hingga 2024,” ujar Ali Said.
Terkait dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) lulusan vokasi, Ali Said menyebutkan bahwa meskipun angka pengangguran lulusan SMK masih cukup tinggi, lulusan PTV menunjukkan TPT yang lebih rendah, bahkan hampir setara dengan lulusan perguruan tinggi umum. TPT lulusan PTV juga lebih rendah dari angka TPT nasional yang sebesar 4,91 persen.
“Jika melihat distribusi pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan, persentase pengangguran lulusan SMK dan perguruan tinggi vokasi justru lebih rendah dibandingkan dengan lulusan SMA. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan vokasi lebih mudah beradaptasi dengan kebutuhan pasar kerja,” tambah Ali Said.
Ali Said menambahkan bahwa kebijakan peningkatan kualitas pendidikan vokasi yang lebih terarah dan selaras dengan kebutuhan industri merupakan faktor utama dalam memperbaiki kondisi kebekerjaan lulusan. Oleh karena itu, peran industri dalam memberikan kesempatan magang dan pelatihan kerja juga sangat vital untuk mempersiapkan lulusan yang siap bersaing di pasar tenaga kerja.
Dengan adanya perubahan tersebut, pendidikan vokasi semakin diakui sebagai jalur yang efektif untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil di Indonesia, yang pada gilirannya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.