Tren Kasus DBD Naik, Tapi Tingkat Kematian Turun Berkat Strategi Penanggulangan

: Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Jumat, 15 November 2024 | 05:37 WIB - Redaktur: Untung S - 145


Jakarta, InfoPublik – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ina Agustina, mengungkapkan bahwa tren Demam Berdarah Dengue (DBD) selama empat tahun terakhir menunjukkan peningkatan dalam Incidence Rate (IR).

Namun, di sisi lain, Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian akibat dengue justru mengalami penurunan.

"Kasus DBD memang cenderung meningkat, tetapi tingkat kematian dibandingkan jumlah kasusnya mengalami penurunan," ujar Ina dalam temu media yang berlangsung pada Kamis (14/11/2024).

Ina menambahkan bahwa Kemenkes telah merumuskan strategi nasional penanggulangan dengue yang berlaku dari 2021 hingga 2025. Strategi tersebut terdiri dari enam pilar utama:

  1. Penguatan manajemen vektor yang efektif, aman, dan berkelanjutan.
  2. Peningkatan akses dan mutu tatalaksana dengue untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal.
  3. Penguatan surveilans dengue yang komprehensif serta manajemen Kejadian Luar Biasa (KLB) yang responsif.
  4. Peningkatan pelibatan masyarakat yang berkelanjutan untuk menciptakan kesadaran kolektif dalam mencegah penyebaran DBD.
  5. Penguatan komitmen pemerintah, termasuk kebijakan, manajemen program, dan kemitraan dengan berbagai pihak.
  6. Pengembangan kajian, inovasi, dan riset sebagai dasar kebijakan berbasis bukti untuk manajemen program yang lebih efektif.

“Berbagai upaya penanggulangan dengue telah kami lakukan. Intervensi ini tidak hanya berfokus pada lingkungan dan vektor nyamuk, tetapi juga pada manusianya,” jelas Ina.

Kemenkes juga telah memperkenalkan berbagai inovasi berbasis bukti untuk mempercepat eliminasi dengue di Indonesia. Salah satunya adalah teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia. Teknologi ini digunakan sebagai pelengkap strategi penanggulangan dengue dan telah terbukti menurunkan insiden infeksi dengue hingga 77,1 persen serta mengurangi angka rawat inap sebesar 82,6 persen.

Selain teknologi Wolbachia, vaksin dengue juga menjadi intervensi penting. Dua vaksin dengue telah memperoleh izin edar dari Badan POM RI, yaitu Vaksin DENGVAXIA yang diproduksi oleh Sanofi Pasteur dan Vaksin QDENGA yang diproduksi oleh Takeda. Kedua vaksin ini diharapkan dapat membantu mengurangi penyebaran dengue secara efektif di masyarakat.

Kemenkes terus mendorong inovasi dan intervensi berbasis bukti sebagai langkah komprehensif untuk mengatasi peningkatan kasus DBD, sekaligus menurunkan tingkat kematian. Dengan pendekatan yang terintegrasi ini, diharapkan Indonesia dapat mengendalikan dan mengurangi dampak dengue secara signifikan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Jumat, 15 November 2024 | 05:39 WIB
Kemenkes Imbau Langkah Antisipatif Cegah DBD di Musim Hujan
  • Oleh Putri
  • Jumat, 15 November 2024 | 05:43 WIB
Cegah DBD, Kemenkes Dorong Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik